Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perangi Covid-19, Jepang Gunakan US$13 Miliar Dana Cadangan

Perangi Covid-19, Jepang Gunakan US$13 Miliar Dana Cadangan Kredit Foto: Antara/REUTERS/Takehiko Suzuki/The Yomiuri Shimbun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jepang pada memutuskan untuk menggunakan USD13 miliar dari dana cadangan dalam perjuangannya melawan Covid-19.

Menurut Kantor Berita Kyodo, pemerintah pada Jumat memutuskan untuk menggunakan JPY1,4 triliun (USD13 miliar) dalam dana cadangan fiskal 2021, terutama untuk pembelian tambahan vaksin Covid-19 serta mengamankan obat-obatan untuk pasien.

Dana itu juga termasuk pinjaman tanpa bunga untuk rumah tangga dan bisnis, yang sangat terpukul oleh pandemi.

Baca Juga: Memanas, China Kirim Kapal Perusak Bersenjata Rudal ke Perairan Jepang

Ekonomi terbesar ketiga di dunia itu menanamkan likuiditas di pasar beberapa kali ketika pandemi menghancurkan struktur kesehatan dan keuangan negara.

Jepang menyaksikan gelombang virus baru yang disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular. Sedikitnya 21 provinsi dalam keadaan darurat, memaksa otoritas lokal untuk menerapkan tindakan yang lebih kuat terhadap virus tersebut.

Negara berpenduduk 126 juta orang itu sejauh ini telah melaporkan lebih dari 1,38 juta kasus Covid-19, termasuk 15.797 kematian. Namun, ekonomi terbesar ketiga di dunia itu masih tertinggal dalam jumlah vaksinasi. Jepang sejauh ini telah memberikan lebih dari 122 juta dosis vaksin Covid-19, dengan lebih dari 54 juta orang telah menerima vaksinasi lengkap.

Jepang telah menggunakan pengobatan "koktail antibodi" yang disiapkan dari casirivimab dan imdevimab. Terapi ini diyakini menurunkan risiko pasien dirawat di rumah sakit atau kematian.

Pada Kamis, pihak berwenang Jepang juga menangguhkan penggunaan sekitar 1,6 juta dosis vaksin Moderna karena adanya kontaminasi. Pabrikan vaksin Moderna Spanyol mengatakan dosis di mana kontaminan terdeteksi hanya dikirim ke Jepang.

"Deteksi partikel ini mengacu pada botol tertentu dari satu lot produk yang didistribusikan secara eksklusif di Jepang," kata perusahaan farmasi Spanyol Rovi SA. Perusahaan medis itu mengatakan pihaknya masih menyelidiki masalah ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: