Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

The European Green Deal, Bagaimana Kesepakatannya untuk Sawit?

The European Green Deal, Bagaimana Kesepakatannya untuk Sawit? Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Petrus Gunarso yang menjadi tim ahli di Kementerian Perdagangan menyampaikan berbagai upaya terus dilakukan pihak Uni Eropa terkait peningkatan standar berkelanjutan minyak sawit. Setelah produk sawit untuk bahan bakar baru dan terbarukan yang dikenakan kebijakan Renewable Energy Directive (RED) II, penguatan standar berkelanjutan pun akan dilakukan terhadap minyak sawit yang diekspor untuk bahan baku makanan di Uni Eropa.

"Akan ada namanya kebijakan EU Green Deal yang akan menuntut semua produk termasuk makanan harus memenuhi standar berkelanjutan yang ditetapkan Uni Eropa," kata Petrus Gunarso.

Baca Juga: Industri Sawit Indonesia Berpeluang Tingkatkan Keuntungan Melalui Transisi Iklim

Kesepakatan The European Green Deal (Uni Eropa Hijau) memiliki potensi untuk memainkan peran kunci tidak hanya dalam memastikan pemulihan dalam jangka pendek, tetapi juga dalam mengatasi ancaman perubahan iklim jangka panjang. Peluncuran paket "Fit for 55" belum lama ini diharapkan menandai langkah penting dalam merombak kebijakan iklim dan memungkinkan UE untuk memenuhi komitmennya untuk mengurangi emisi sebesar 55 persen pada tahun 2030.

Tercatat, fokus European Green Deal mencakup delapan bidang kebijakan, yakni keanekaragaman hayati, sistem pangan berkelanjutan, pertanian berkelanjutan, energi bersih, industri berkelanjutan, pembangunan dan renovasi, mobilitas berkelanjutan, penghapusan polusi dan aksi iklim. Kesepakatan tersebut merupakan upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk meninjau lebih dari 50 undang-undang Eropa dan mendesain ulang publik kebijakan.

Kesepakatan tersebut juga bertujuan untuk mencapai tiga tujuan utama. Pertama, fokus pada pencapaian emisi nol bersih dengan mengusulkan strategi khusus yang dapat membantu mereduksi emisi di semua sektor, terutama pada sektor energi yang menyumbang lebih dari 75 persen dari total gas rumah kaca UE-27.

Kedua, Uni Eropa berencana untuk memisahkan pertumbuhan dari eksploitasi sumber daya yang membutuhkan dorongan dalam kemajuan teknologi, memikirkan gaya hidup, komunitas, dan masyarakat. Ketiga adalah kebutuhan untuk mendorong transisi hijau yang inklusif dan tidak meninggalkan siapa pun. Hal ini didukung melalui Mekanisme Transisi yang Adil, yang akan menyediakan antara 65€ dan 75€ miliar selama periode 2021-2027 untuk mengurangi dampak sosial-ekonomi dari transisi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: