Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Sawit Hadiahkan Surplus bagi Neraca Perdagangan Indonesia

Ekspor Sawit Hadiahkan Surplus bagi Neraca Perdagangan Indonesia Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelapa sawit merupakan komoditas yang menjadi pahlawan devisa karena berkontribusi mencapai 15 persen terhadap kinerja ekspor Indonesia sepanjang Semester I-2021. Data BPS menunjukkan, total nilai ekspor produk sawit mencapai US$15,65 miliar yang terdiri atas minyak sawit (CPO, RPO, CPKO, dan RPKO) sebesar US$13,74 miliar, Oleokimia US$1,88 miliar, dan biodiesel US$36,14 juta.

Bahkan, GAPKI mencatat bahwa nilai ekspor produk sawit Indonesia pada periode Mei 2021 mencapai US$3,06 miliar dan merupakan rekor ekspor bulanan produk sawit tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Juga: PTPN V Targetkan 4 Pembangkit Listrik dari Limbah Cair Sawit Beroperasi Tahun Ini

Jika dibandingkan Semester I-2020, terjadi peningkatan nilai ekspor produk sawit sebesar 55,6 persen. Nilai ekspor produk sawit pada periode tersebut hanya sebesar US$10,06 miliar dengan rincian untuk minyak sawit (CPO, RPO, CPKO, dan RPKO) sebesar US$8,78 miliar, Oleokimia US$1,27 miliar, dan biodiesel US$6,11 juta. Tidak hanya nilai ekspor, volume ekspor produk sawit juga mengalami peningkatan dari 15,5 juta ton menjadi 15,88 juta ton, atau meningkat sebesar 2,4 persen pada periode ini.

"Faktor utama yang menyebabkan terjadinya peningkatan kinerja ekspor produk sawit pada Semester I-2021 adalah meningkatnya harga minyak sawit (booming commodity) di pasar internasional. Harga minyak sawit (CPO) pada future market di Bursa Derivatif Malaysia menunjukkan tren peningkatan dan relatif stabil tinggi sepanjang Semester I-2021," seperti dicatat laman Palm Oil Indonesia.

Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, harga rata-rata CPO CIF Rotterdam bulan Mei 2021 mencetak rekor harga rata-rata bulanan tertinggi yakni pada level US$1241 per ton.

Data BPS mencatat, akumulasi neraca perdagangan periode Januari–Juni 2021 menunjukkan, neraca non migas surplus US$17,53 miliar, sedangkan neraca migas mengalami defisit sebesar US$5,7 miliar sehingga total neraca perdagangan secara agregat surplus sebesar US$11,83 miliar. Dari surplus nonmigas tersebut, sekitar US$15,65 miliar atau 89 persen berasal dari devisa sawit.

"Seandainya tidak ada devisa sawit, Indonesia akan mengalami defisit neraca perdagangan. Tidak hanya menjadi kontributor utama dalam menciptakan surplus perdagangan, ekspor produk sawit juga berhasil mencatatkan rekor baru surplus perdagangan pada periode Semester I-2021 menjadi yang tertinggi selama periode tahun 2016–2020," catat laman Palm Oil Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: