Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Akselerasi Pengembangan SDM Digital, Targetkan 50 Juta Penduduk Terliterasi Digital

Pemerintah Akselerasi Pengembangan SDM Digital, Targetkan 50 Juta Penduduk Terliterasi Digital Kredit Foto: Kominfo

Di kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan apresiasinya di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang telah membawa dampak sangat besar, di mana masyarakat juga sekaligus mengalami tantangan ekonomi. Menurutnya jika sebanyak 85 juta jenis pekerjaan hilang karena adanya kemajuan teknologi digital, maka akan ada lebih dari 97 juta jenis pekerjaan baru yang juga lahir karena perkembangan digitalisasi.

“Ini adalah sebuah peluang kalian harus jadi pemenang bukan jadi penonton kita ambil kesempatan ini kita mulai,” kata Sandiaga Uno.

Dia pun mengingatkan bahwa literasi digital terkait kecakapan dalam memakai internet dan keterampilan soft skills, harus disertai juga dengan kesopanan digital, apalagi sebagai bangsa yang berbudi luhur masyarakat harus menghadirkan budaya tersebut di ekosistem internet di Indonesia. Di sisi digital savety, kedaulatan digital masyarakat Indonesia pun harus dikuasai. 

“Saya ajak masyarakat untuk kolaborasi untuk menghadapi revolusi 4.0,” kata Sandi.

Senanda dengan Sandiaga Uno, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, Novi Kurnia mengungkapkan terkait dengan digital savety atau keamanan digital, pemahaman mengenai perlindungan data pribadi perlu menjadi perhatian. Sebab dengan tingginya angka pengguna internet di Indonesia yang peningkatannya lebih cepat dibanding pertumbuhan penduduk sangat rawan kejahatan. 

Di tahun 2019 saja, terdapat 1.504 kasus penipuan digital. Sementara Januari hingga November 2020 terdapat 4.250 laporan kejahatan siber menurut data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskim Polri. Pada Mei 2021, ada dugaan 279 juta data WNI yang bocor dari BPJS kesehatan dan terbaru ada kebocoran data pribadi pada 31 Agustus 2021 dari aplikasi eHAC yang lama.

“Mengapa data pribadi harus dilindungi? Data pribadi ini harta kita yang paling berharga, kalau kata orang sekarang data is the new oil, bisa dimanfaatkan dan diperjualbelikan,” tutur Novi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: