Kisah Orang Terkaya: Gurbachan Singh Dhingra, Sulap Bisnis Terkecil Jadi Raksasa Cat India

Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu orang terkaya di dunia kini berasal dari India. Ialah Gurbachan Singh Dhingra, pengusaha India, promotor dan wakil ketua Berger Paints. Gurbachan adalah salah satu dari 100 miliarder global terkaya India dan Forbes. Ia meraih gelar sarjana dari Universitas Delhi.

Gurbachan lahir pada 1950 daru keluarga pebisnis. Kakeknya telah memulai bisnis cat pada tahun 1898 di Amritsar. Kakeknya, Kesar Singh memiliki lima putra yang dikirim ke semua bagian negara yang berbeda untuk mendirikan bisnis keluarga, mendistribusikan dan menjual cat dengan rencana ekspansi.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Kuldip Singh Dhingra, Sang Raja Cat Asal India

Pada masa itu, kakeknya memahami pentingnya profesional yang menjalankan bisnis dan selalu mempekerjakan mereka dalam bisnis keluarga. Para profesional disebut 'mitra kerja' karena mereka diberi bagian dari keuntungan. Ini adalah ide revolusioner untuk masa-masa yang telah menjadi norma di dunia korporat saat ini.

Hingga pada tahun 1991, Gurbachan bersama saudaranya Kuldip Singh Dhingra membeli cat Berger dari kelompok UB Vijay Mallya. Saat itu, Berger Paints adalah perusahaan terkecil di sektor cat, mereka tahu bahwa mereka harus bekerja keras untuk merebut pangsa pasar dari para pemimpin industri.

Keluarga Dhingras memahami bahwa hambatan bagi perusahaan adalah kurangnya modal yang dibutuhkan untuk ekspansi. Karena itu, mereka terus memompa uang untuk membuat perusahaan menjadi pemain pan India yang sekarang mengoperasikan sepuluh pabrik di seluruh India.

Mereka telah mampu menciptakan perusahaan cat terbesar kedua di India setelah memulai operasi manufaktur. Investasi di Berger Paints pada tahun 1991 telah memberikan pengembalian tahunan majemuk yang fenomenal sebesar 28%. Kini, mereka memiliki lebih dari 3.600 karyawan dan jaringan distribusi di seluruh negeri sejumlah dari 25.000+ dealer.

Tak aneh Forbes mencatatnya sebagai miliarder dunia berharta USD9,5 miliar (Rp135 triliun)