Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buya Syafii Ingatkan Pemerintah, Jangan Mudah Lahap Janji Manis Taliban

Buya Syafii Ingatkan Pemerintah, Jangan Mudah Lahap Janji Manis Taliban Kredit Foto: Akurat
Warta Ekonomi -

Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif meminta Pemerintah Indonesia tak mudah memakan janji manis Taliban yang sekarang menguasai Afganistan.

Cendekiawan muslim yang kerap disapa Buya Syafii Maarif itu mengingatkan agar Pemerintah Indonesia jangan buru-buru menjalin hubungan diplomatik dengan Taliban yang juga belum merealisasikan janji-janji manis mereka sejak mengendalikan roda pemerintahan Afganistan.

"Kita wait and see dulu. Kan katanya (Taliban) mau berubah, tapi kan belum nampak buktinya," kata Buya Syafii ditemui di kediamannya, Gamping, Sleman, DIY, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga: Jusuf Kalla Yakin Taliban Akan Berubah, Jika Tidak...

Kata Buya, Indonesia sebaiknya berkaca pada masa ketika Taliban menguasai Afganistan 1996-2001 silam. Berpegang teguh pada ideologi mereka, rezim militan ini melalukan pembantaian hingga membatasi peran perempuan.

"Pengalaman 1996-2001, parah sekali, parah sekali. Perempuan nggak boleh keluar rumah, nggak boleh sekolah, pembunuhan, genosida," beber Buya Syafii.

"Tapi mereka kan berjanji jadi Taliban baru, tapi kita tunggu dulu. Mengubah ideologi itu tidak mudah. Kalau berubah ya syukur. Tapi selama berkuasa 5 tahun itu Taliban membawa keping neraka ke muka bumi. Semestinya kalau yang pakai (nama) Islam membawa keping surga ke muka bumi," sambungnya.

Sementara saat negara China dan Rusia malah terlihat mulai akrab dengan Taliban, Buya Syafii menilai ada maskud terselubung di balik komunikasi yang terjalin.

"Kalau Rusia dan China saya rasa itu dalam rangka melecehkan Amerika, lebih banyak ke sana saya lihat. Karena walaupun Uni Soviet hancur, tapi kan antara Rusia dan Amerika perang dingin diam-diam masih ada, walaupun secara resmi sudah tidak, tapi itu mereka berlomba-lomba merebut ekonomi dunia," sebutnya.

Di sisi lain, Buya turut mengingatkan menggeliatnya aktivitas terorisme di Indonesia seiring dengan kemenangan Taliban ini. "Tentunya yang beraliran keras ini gembira to, kita lihat aja. Indonesia harus waspada, terorisme itu musuh-musuh kemanusiaan, walaupun mengatasnamakan agama dan Tuhan, tapi itu jelas pembajakan terhadap agama dan Tuhan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: