Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pak JK Dengerin Nih, Said Aqil Aja Gak Percaya Taliban Bisa Berubah

Pak JK Dengerin Nih, Said Aqil Aja Gak Percaya Taliban Bisa Berubah Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengaku tak yakin pada pernyataan kelompok Taliban yang menyatakan bersedia merombak sejumlah peraturan yang sebelumnya dianggap kaku dan membentuk pemerintahan Afghanistan menjadi lebih terbuka terutama soal hak-hak perempuan.

Menurut Said Aqil, janji-janji Taliban setelah menduduki Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021 lalu sukarterwujud, sebab janji perubahan itu menurutnya bakal menimbulkan pertentangan antara faksi-faksi di dalamkelompok Taliban itu sendiri.

"Untuk saya pribadi ya saya tidak yakin karena begitu ada perubahan pasti akan ada perpecahan di dalam (Taliban). Kita lihat saja dalam beberapa bulan ke depan apakah saya benar atau salah. Semoga mereka bukan omong kosong, tidak bohong," kata Said Aqil dikutip Populis, Selasa (7/9/2021).

Baca Juga: PAN Buka-bukaan Tujuan Isu Presiden 3 Periode, Cukup Ujung-ujung ke Jokowi

Menurut Said Aqil, janji Taliban untuk berbenah diri hanya akal-akal kelompok tersebut untuk menarik perhatian dunia internasional agar memberidukungan kepada mereka.

"Supaya mendapatkan pengakuan dunia Internasional ya dia harus ngomong gitu. Sekarang kan baru China dan Rusia yang dukung. Negara-negara Arab masih diam semuanya, negara Islam semuanya masih diam. Kita juga wait and see," ungkap Said.

Janji Taliban untuk melakukan perubahan, diyakini oleh Wakil Presiden periode 2014-2019 Jusuf Kalla (JK). Diamenilai, Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban akan mengalami transformasi.

Menurutnya, Taliban saat ini sudah mengalami perubahan lebih moderat yang dapat dilihat saat terjadinya perundingan damai yang dipimpin Indonesia. JK menilai, Taliban sudah berubah dan tidak seperti dua dasa warsa lalu yang kaku dan cenderung keras. Sejauh ini pun tidak terjadi perang saudara ketika terjadi perubahan politik.

"Adanya larangan terhadap wanita untuk tidak bekerja misalnya mungkin akan berubah. Oleh sebab itu, ketika terjadi pengambilalihan kekuasaan relatif berlangsung damai," ucap JK.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: