Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Bahlil Beberkan Tugas dari Jokowi Terkait Investasi di Indonesia

Menteri Bahlil Beberkan Tugas dari Jokowi Terkait Investasi di Indonesia Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan tiga tugas utama yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo terkait investasi.

"Pertama, investasi jangan dilihat hanya dari luar negeri, tapi [juga] dalam negeri. Selain itu, jangan dilihat dari yang besar-besar saja, tapi juga dilihat dari sisi UMKM," kata Bahlil dalam webinar INDEF, Rabu (8/9/2021).

Baca Juga: Kolaborasi Menteri Investasi dengan INDEF Kembangkan Kebijakan Investasi

Menurut Bahlil, kondisi investasi di Indonesia saat ini telah menunjukkan adanya keseimbangan. Hal tersebut terlihat dari investasi antara asing dan dalam negeri serta antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa yang telah berimbang. Ia juga mengungkapkan saat ini telah terjadi kolaborasi antara UMKM, pengusaha daerah, dan investor luar maupun dalam negeri.

Kemudian, lanjut Bahlil, Presiden memerintahkan pihaknya untuk menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru dengan intervensi investasi.

Perintah selanjutnya adalah Presiden meminta Kementerian Investasi mampu menciptakan dunia usaha baru. "Dari yang belum ada menjadi ada, yang kecil menjadi besar, yang menengah menjadi lebih besar. Yang kemudian diartikulasikan sebagai investasi berkualitas," jelas Bahlil.

Selain ketiga perintah tersebut, Bahlil mengungkapkan ada satu perintah lain yang diberikan oleh Presiden Jokowi. "Presiden memerintahkan apa yang disebut transformasi ekonomi. Ini salah satu indikatornya menurut kami adalah bagaimana bisa memberikan nilai tambah dengan instrumen industrialisasi," ujarnya.

Untuk itu, ia berupaya untuk mengembangkan potensi sumber daya alam (SDA) Indonesia dengan membangun pabrik produksi agar dapat menciptakan kondisi yang berkelanjutan.

"Jadi kita mulai bukan dari hulu, tapi dari hilir. Ini adalah strategi agar SDA kita tidak kita kirim hanya berbentuk mentah. Kalau kita kirim dalam bentuk mentah, ini mengirim tanah air, bukan lagi mengirim sesuatu yang menjadi produk hilirnya," papar Bahlil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: