Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Finplan ID: Mengenal Lebih Dekat Instrumen Investasi Saham

KOL Stories x Finplan ID: Mengenal Lebih Dekat Instrumen Investasi Saham Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta

Namun kalau kita melihat data, anak muda biasanya belum punya tanggungan, jadi hanya menanggung beban diri dia sendiri sehingga profil risikonya cenderung ke tipe agresif atau lebih nekat. Jadi mereka mengambil saham atau crypto sebagai salah satu instrumen investasi mereka. Namun, tetap saya anjurkan sebelum kita masuk ke saham, cek dahulu profil risiko kalian terlebih dahulu.

Ketika berinvestasi pasti ada risiko yang harus ditanggung. Seperti apa risiko yang akan terjadi ketika kita berinvestasi di saham?

Jadi saham itu risikonya sangat tinggi. Bisa jadi hari ini harga saham jeblok 25 persen, atau disebut auto reject bawah (ARB). Itu yang menjadi risiko dari saham. Kita punya cara untuk mengurangi risiko tersebut seperti membaca terlebih dahulu laporan keuangannya, benar atau tidak. Atau kita bisa membaca berita, setidaknya ketahui dahulu apa yang ingin kita beli.

Selain itu, ada capital loss. Misalnya kita beli saham di harga 1.000, kemudian tiba-tiba jatuh menjadi 500. Jadi nilai saham yang kita beli berkurang setengahnya. Kita bisa menanganinya dengan cara secara disiplin menetapkan stop loss dengan toleransi kerugian sebesar 10 persen. Ketika saham sudah rugi 10 persen langsung dijual sampai benar-benar aman, baru masuk kembali.

Kemudian ada suspense atau saham yang dihentikan perdagangannya karena punya unusual market activities. Jadi transaksi saham tersebut aneh, dalam seminggu naik terus atau turun terus, sehingga akan masuk ke dalam evaluasi bursa saham. Terakhir ada likuidasi, yaitu ketika saham yang kita beli manajemennya buruk dan perusahaannya merugi, kemudian di pengadilan lalu bangkrut, maka bursa akan menarik saham tersebut dan tidak akan diperdagangkan lagi.

Saat ini fenomena FOMO merebak di kalangan investor pemula, bagaimana cara menghindarinya?

Harus dipahami tujuan dan kenali profil risiko. Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang berbeda-beda, ada yang butuh untuk nikah setahun lagi atau sedang mempersiapkan pensiun 30 tahun lagi. Tentunya kondisi keuangan orang itu berbeda-beda ya, sadari ada di posisi mana. Lalu kenali profil risiko, jangan memaksakan untuk memiliki instrument investasi yang tidak cocok karena lebih besar pengaruhnya apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Lalu, bagaimana cara mengenal saham yang bagus supaya tidak seperti membeli kucing dalam karung? 

Setiap emiten saham itu memiliki kewajiban untuk melakukan paparan dan penjelasan mengenai kinerjanya kepada para pemegang saham. Manajemen merilis laporan keuangan setiap kuartal sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para pemilik bahkan ada kegiatan public expose dimana setiap pemegang saham bisa bertanya langsung pada manajemen.

Pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya, baca lah laporan keuangannya, ikuti public exposenya, jadi kita tahu bagaimana perusahaan ini dijalankan. Apakah dijalankan dengan GCG yang baik, apakah kinerja keuangannya baik, apakah ada potensi bisnis besar kedepannya? Pahami semuanya sebelum membeli yaa.

Sebagai penutup adakah yang ingin ddisampaikan?

Sebelum berinvestasi, pelajari apa yang akan kamu lakukan. Jangan melakukan sesuatu tanpa mengetahui apa yang kamu kerjakan. Saat ini informasi untuk belajar tersebar banyak baik di media social seperti youtube, IG, bahkan tinggal googling aja keluar semua ilmunya. Salah satunya dengan follow Warta Ekonomi dan tentunya Finplan Id. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: