Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meningkatkan Risiko Stroke Hingga 90 Persen, Kebiasaan Buruk Ini Wajib Dihindari

Meningkatkan Risiko Stroke Hingga 90 Persen, Kebiasaan Buruk Ini Wajib Dihindari Kredit Foto: Republika
Warta Ekonomi -

Pola hidup memainkan peran besar dalam mempengaruhi risiko strok dan penyakit jantung. Bahkan mayoritas dari penyakit arteri, jantung, dan strok dilandasi oleh pilihan pola hidup yang tidak baik.

Menurut studi, sekitar 90 persen dari risiko serangan jantung, strok, atau penyakit arteri perifer berkaitan dengan gaya hidup yang buruk. Sebagian di antaranya adalah merokok, pola makan yang kurang baik, minim aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol.

Selain itu, studi yang dimuat dalam European Society of Cardiology ini merekomendasikan olahraga sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menurunkan risiko-risiko tersebut. Anjuran yang direkomendasikan adalah olahraga berintensitas sedang sebanyak 150 menit per pekan atau olahraga berintensitas tinggi sekitar 75 menit per pekan.

Beberapa contoh olahraga berintenstias sedang adalah bersepeda dan berlari. Contoh dari olahraga berintensitas ebrat adalah burpees, battling rope, atau HIIT.

Baca Juga: Wajib Tahu! Tips Cegah Serangan Jantung di Usia Muda

Studi juga menyoroti penitngnya pola makan yang sehat untuk menurunkan risiko penyakit jantung. Salah satu pola makan atau diet yang direkomendasikan adalah diet Mediterania. Diet ini berfokus pada sayur, buah, kacang, ikan, hingga lemak sehat seperti lemak tak jenuh.

Baca Juga: Ngeri! Nikotin di Rokok Elektrik Sebabkan Pembekuan Darah

"Diet Mediterania berkaitan dengan kondisi kesehatan kardiovaskular yang lebih baik," jelas peneliti dalam studi tersebut, seperti dilansir Fit and Well, Rabu (8/9).

Menjauhi kebiasaan minum alkohol dan merokok juga tak kalah penitng. Kebiasaan meminum alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko strok seiring waktu. Alkohol juga bersifat diuretik dan dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga turut merusak ginjal dan kulit.

Baca Juga: Tetap Bugar di Usia Senja, Ternyata Ini Rahasia Ratu Elizabeth II

Berhenti dari kebiasaan merokok dinilai sebagai upaya pencegahan penyakit kardiovaskular yang berpotensi paling efektif menurut European Society of Cardiology. Upaya ini dapat menurunkan risiko serangan jantung dan kematian secara signifikan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: