Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suram Nasib Umat Sikh dan Hindu Afganistan, Hilangnya Harapan di Tangan Taliban

Suram Nasib Umat Sikh dan Hindu Afganistan, Hilangnya Harapan di Tangan Taliban Kredit Foto: Getty Images/Anindito Mukherjee
Warta Ekonomi, New Delhi -

Berminggu-minggu sudah umat Sikh dan Hindu Afganistan berlindung di Gurdwara Dashmesh Pita, sebuah kuil komunitas Sikh, di wilayah Karte Parwan dekat ibu kota Kabul. Mereka berasal dari berbagai bagian negara.

Runtuhnya pemerintah sipil Afganistan dan pengambilalihan negara oleh Taliban pada bulan lalu telah mengombang-ambing kehidupan kelompok agama minoritas di sana.

Baca Juga: Ideologi Taliban Ternyata Memiliki Akar yang Mengejutkan di India yang Mayoritas Hindu

Dilaporkan sekitar 250 orang umat Sikh dan Hindu tetap bertahan di Afganistan. Sebelumnya, sekitar 140 orang dari mereka gagal menumpang pesawat evakuasi militer India di bandara Kabul menyusul insiden bom bunuh diri di dekat bandara. Masa depan mereka pun kini berada di bawah bayang-bayang kendali rezim Taliban.

India telah mengevakuasi hampir 600 orang dari Kabul. Sebanyak 67 orang di antaranya adalah ukmat Sikh dan Hindu, termasuk angota parlemen Anarkali Kaur Honaryar dan Narender Singh Khalsa.

Siapakah kaum Sikh dan Hindu di Afganistan?

Kaum Sikh dan Hindu di Afghanistan sudah ada berabad-abad yang lalu, bahkan sebelum keberadaan negara itu, jelas Inderjeet Singh, penulis buku Afghan Hindus and Sikhs: History of a Thousand Years.

"Sejarah Sikh di Afghanistan saat ini dapat ditelusuri kembali ke zaman Guru Nanak di wilayah tersebut, yang bertepatan dengan munculnya agama itu sendiri pada abad ke-16," kata Singh kepada DW, merujuk pada pendiri agama Sikh. "Akar kepercayaan Hindu bahkan lebih jauh ke belakang."

Tetapi pihak yang berkuasa - terlepas siapa pun rezimnya - telah menggambarkan umat Sikh dan Hindu sebagai pendatang atau orang asing, menurunkan status mereka di negara nenek moyang mereka sendiri.

"Sikh dan Hindu adalah penduduk asli, bukan orang luar," kata Puja Kaur Matta, antropolog Sikh Afganistan, yang sekarang tinggal di Jerman.

Banyak dari mereka bermigrasi ke Eropa saat Taliban mengambil alih negara tersebut pada pertengahan tahun 1990-an. Kini, jumlah mereka telah berkurang drastis yang tadinya sebanyak 60.000 orang pada tahun 1992 menjadi tersisa hanya 300 orang.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: