Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang dengan Alergi Berisiko Berakibat Fatal Jika Divaksin?

Orang dengan Alergi Berisiko Berakibat Fatal Jika Divaksin? Kredit Foto: Antara/Maulana Surya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak orang yang meragukan apakah seseorang yang memiliki riwayat alergi boleh melakukan vaksinasi COVID-19 atau tidak. Akhirnya timbul ketakutan dari beberapa pihak dan mengurungkan niat untuk melakukan vaksinasi. 

Bahkan ada sebagian orang yang mengatakan, orang dengan riwayat alergi tidak dapat melakukan vaksinasi COVID-19 karena dapat berakibat fatal. Benarkah demikian? Ini fakta atau mitos?

"Mitos. Orang alergi obat atau alergi makanan bukan berarti tidak bisa melakukan vaksinasi. Yang tidak boleh melakukan vaksinasi adalah bilamana seseorang alergi terhadap salah satu bahan yang terdapat pada vaksin tersebut," ujar Spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI, dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Selasa 7 September 2021. 

Baca Juga: Tetap Bugar di Usia Senja, Ternyata Ini Rahasia Ratu Elizabeth II

Prof. Iris menambahkan, jika orang yang bersangkutan alergi terhadap obat, nantinya akan dilihat terlebih dahulu, apakah kandungan obat pemicu alergi tersebut ada dalam vaksin atau tidak. 

"Bila tidak ada, maka kita bisa antisipasi dengan perlindungan jika terjadi reaksi alergi. Tetapi bukan berarti dia tidak boleh divaksin," tegas dia. 

Iris lebih lanjut menjelaskan, reaksi alergi tiap orang akan berbeda-beda. Ada yang ringan hingga yang berat. Seperti apa contohnya? 

Baca Juga: Moderna Mengembangkan Vaksin Booster untuk Covid-19 dan Flu Sekaligus

"Ada yang anafilaksis merasa sesak napasnya, tensinya turun, macem-macem. Ada yang hanya ringan-ringan saja, seperti gatal-gatal, bentol, kalau yang berat ya sampai anafilaksis. Ini adalah reaksi alergi yang berat yang bisa mengancam nyawa," terang dia. 

Kendati demikian, Iris mengatakan, angka kejadian alergi setelah vaksin COVID-19 jumlahnya tidak banyak. Dan reaksinya sangat individual, artinya akan berbeda-beda tiap orang. 

"Bisa saja orang itu alergi obat banyak, ternyata vaksin dia gak alergi sama sekali. Atau terbalik, orang tidak alergi obat sama sekali, tapi alergi vaksin, bisa saja terjadi, karena bahannya berbeda," ujarnya. 

Spesialis penyakit dalam itu menjelaskan alergi merupakan suatu kejadian yang tidak bisa diprediksi. Apalagi, jika orang yang bersangkutan tidak memiliki riwayat alergi. 

"Tapi kalau ada riwayat alergi, kita tentu berhati-hati, antisipasinya tetap ada. Jadi, artinya zat penawarnya, semuanya, sudah kita siapkan, SOP-nya itu sudah ada. Itu alasannya setelah vaksin kita harus menunggu 30 menit untuk melihat apakah ada reaksi atau tidak. Kalaupun ada, reaksi bisa langsung ditanggulangi," kata Prof. Iris Rengganis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: