Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laut China Selatan Disenggol Lagi, Jepang Ngomel: China, Kapal Selammu Terobos Batas Perairan

Laut China Selatan Disenggol Lagi, Jepang Ngomel: China, Kapal Selammu Terobos Batas Perairan Kredit Foto: Getty Images/Visual China Group
Warta Ekonomi, Tokyo -

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, sebuah kapal selam yang diyakini berasal dari China terlihat di perairan dekat pulau-pulau selatannya, Minggu (12/9/2021). Kondisi ini membuat ketegangan maritim terus berlanjut di Pasifik.

Angkatan Laut Jepang pada Jumat (10/9/2021) pagi mengidentifikasi sebuah kapal yang berlayar ke barat laut di luar perairan teritorial dekat pulau Amami Oshima, bagian dari prefektur Kagoshima.

Baca Juga: Bergejolak, China Teriak Minta Vietnam Tahan Diri atas Laut China Selatan

Pasukan Bela Diri Maritim Jepang mengidentifikasi kapal-kapal itu di zona yang berdekatan dan berada di luar perairan teritorial di mana kapal diharuskan mengidentifikasi diri.

Namun, Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, menginstruksikan stafnya mengumpulkan informasi dan meningkatkan kewaspadaan dengan urgensi. Tokyo telah mengeluhkan banyaknya gangguan oleh kapal-kapal Beijing di perairan teritorialnya dan di dekat pulau-pulau yang disengketakan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Sabtu (11/9/2021), Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh dalam kunjungan ke Vietnam.

Dalam kesempatan itu, Kementerian Luar Negeri China menekankan agar kedua negara harus menahan diri dari tindakan sepihak terkait Laut China Selatan (LCS) yang dapat memperumit situasi dan memperbesar perselisihan.

Wang menjelaskan, China dan Vietnam harus menghargai perdamaian dan stabilitas yang diraih dengan susah payah di LCS. Dia memperingatkan semua pihak untuk waspada dan melawan intervensi pasukan ekstrateritorial.

Senada, Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Binh Minh mengungkapkan, penting bagi kedua negara untuk saling menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain. Hal ini, sesuai dengan hukum internasional dan UNCLOS atau Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

Kedua belah pihak pun sepakat untuk terus secara ketat mematuhi persepsi umum tingkat tinggi, mengelola perselisihan, menghindari situasi yang rumit atau memperluas perselisihan. Termasuk juga, bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan yang disengketakan.

Kunjungan Wang ke Vietnam adalah bagian dari tur Asia Tenggara yang dilakukan selama sepekan. Momen ini terjadi sekitar dua pekan setelah perjalanan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, berkunjung ke wilayah tersebut.

China mengatakan, pihaknya memiliki kedaulatan historis atas sebagian besar Laut China Selatan. Namun para negara tetangganya dan Amerika Serikat (AS) mengatakan klaim itu tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.

Termasuk UNCLOS, di mana China adalah penandatangan. Klaim China ini, tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Vietnam atau ZEE, dan Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, serta Taiwan.

Setiap tahun, triliunan dolar mengalir dalam dinamika perdagangan melalui jalur LCS yang juga berisi daerah penangkapan ikan yang kaya dan ladang gas. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: