Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Prabowo Subianto, Kagum dan Idolakan Mertua SBY

Cerita Prabowo Subianto, Kagum dan Idolakan Mertua SBY Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sosok Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo sudah tidak asing lagi di dunia kemiliteran Indonesia. Bahkan, tak berlebihan rasanya menyebutnya sebagai salah satu legenda militer di Tanah Air.

Sarwo Edhie Wibowo merupakan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini dikenal dengan Komandan Pasukan Khusus (Kopassus). Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pun ternyata memiliki banyak kisah mengenai sosok tegas nan garang itu.

Baca Juga: Gerindra Incar Kemenangan Mutlak Prabowo di Pemilu 2024

Cerita itu digambarkan Prabowo dalam buku Kepemimpinan Militer, Catatan Dari Pengalaman. Prabowo menuturkan, ia kenal pertama kali dengan Sarwo Edhie saat masih menjadi Taruna. Waktu itu, Sarwo Edhie belum menjabat jadi Gubernur Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/Akabri (sekarang Akademi Militer).

"Saat itu nama beliau sudah sangat terkenal," ungkap Prabowo.

Jauh sebelum itu, Prabowo mengaku sudah sering mendengar cerita kehebatan Sarwo Edhi dari ayahnya, Soemitro Djodjohadikoesoemo. "Sebelum saya formal menjadi anak buahnya Pak Sarwo Edhie, saya pun sudah banyak dengar cerita-cerita tentang Pak Sarwo dari orang tua saya. Bagaimana Pak Sarwo memimpin RPKAD pada saat-saat kritis Oktober 1965," imbuhnya.

Prabowo menilai, Sarwo Edhie sosok yang karismatik, gagah, ganteng, dan selalu berpakaian rapi. Beliau juga terkenal sebagai pemimpin yang berada di garda depan dalam memimpin operasi. "Sebagai komandan RPKAD, ia masih terjun sehingga ia juga menjadi idola mahasiswa, anak muda, dan idola kami perwira-perwira dan taruna-taruna muda,” ungkapnya.

Prabowo menganggap Sarwo Edhie sebagai orang tuanya di Akabri. Prabowo yang sekarang, menurutnya, buah hasil dari pengalaman yang diceritakan sang komandan.

"Sebagai orang tua saya di AKABRI, ia sering menceritakan pengalaman-pengalaman beliau. Ia tanamkan kepada kami pada saat itu semangat tidak mau menyerah, semangat patriotisme," tegasnya.

Menurut Prabowo, Sarwo Edhie, memiliki karya tulis buku dengan judul Hidupku adalah untuk Negara dan Bangsa. Nilai-nilai dalam buku itu yang ditanamkan beliau kepada Taruna AKABRI. Yakni, nilai patriotisme, cinta Tanah Air, dan bangga terhadap warisan nenek moyang.

"Saya ingat, sesudah beliau berhenti dari dinas aktif, beliau sempat jadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan. Dan, menjadi Ketua Badan Pembinaan Pendidikan Pelayanan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7). Saya ingat bagaimana beliau tetap mempertahankan sikapnya sebagai prajurit," jelas Prabowo.

Prabowo juga mengenal Sarwo Edhie sebagai prajurit yang jujur. Hingga akhir hayatnya, menurutnya, Sarwo Edhie tidak punya banyak harta.

Dalam perjalanan hidupnya, Sarwo Edhie sempat menikahkan tiga putrinya kepada tiga lulusan Akademi Militer. Yang pertama, dengan Kolonel Infanteri Hadi Utomo, lulusan tahun 70. Yang kedua dengan Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono, lulusan tahun 73, yang kemudian menjadi Presiden RI. Dan, ketiga dengan Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, yang kemudian menjadi Panglima Kostrad.

"Saya pun kenal baik ketiga perwira tersebut," kenang Prabowo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: