Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemilu Buat Kinerja Total Bangun Persada Loyo

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Gelaran lima tahunan pemilihan umum (pemilu) legislatif dan pemilu presiden yang diselenggarakan pada bulan April dan Juli tahun ini menimbulkan gejolak politik. Untuk mengantisipasi risiko ini, banyak investor menunda pelaksanaan proyek infrastruktur mereka.

Fenomena tersebut berdampak negatif pada kinerja keuangan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) baik pendapatan, laba operasi, dan laba bersih semester pertama tahun ini melemah secara YoY. Selain faktor politik, beban kenaikan UMP DKI Jakarta sebesar 10,95% dari Rp 2,2 juta di tahun 2013 menjadi Rp 2,44 juta pada tahun 2014 turut berkontribusi atas menipisnya margin perusahaan yang sebagian besar proyeknya berlokasi di ibukota.

Henan Putihrai dalam Analytics-nya menyampaikan bahwa bila ditelaah lebih dalam dari sisi pemasukan semester pertama tahun 2013, TOTL memiliki pendapatan kotor sebesar Rp 134,83 miliar dari hasil penjualan kondotel Ramada Sakala di Tanjung Benoa, Bali, yang selesai dibangun pada tahun 2013 dan sekarang dikelola oleh PT Total Camakila Development, yaitu salah satu anak usaha TOTL. Sedangkan, untuk periode yang sama tahun ini tidak ada pendapatan yang sejenis karena tidak ada peluncuran produk properti yang serupa.

Kemudian dari akun kepentingan nonpengendali terdapat kerugian Rp 8,10 miliar yang diakibatkan oleh kerugian yang diderita PT Total Persada Development, anak usaha TOTL yang bergerak di sektor jasa konstruksi. Semua kondisi di atas turut berkontribusi terhadap penurunan laba bersih TOTL sebesar 37,55% secara YoY dari Rp 111,35 miliar pada semester pertama tahun 2013 menjadi hanya Rp 69,53 miliar pada periode yang sama tahun 2014.

Dari sisi pembiayaan, TOTL merupakan perusahaan yang cukup prudent terlihat dari rasio utang terhadap ekuitasnya yang tidak pernah melebihi 0,2x.

Hingga akhir Juli TOTL telah mendapat proyek baru senilai Rp 4,2 triliun atau setara dengan 76,36% dari target Rp 5,5 triliun untuk tahun ini. Proyek kerja sama operasi berkontribusi Rp 2,7 triliun, sedangkan sisanya sebesar Rp 1,5 triliun berasal dari proyek nonkerja sama operasi. Beberapa contoh proyek kerja sama operasi yang nilainya cukup signifikan antara lain pembangunan MNC Media Tower dan Menara Astra yang dikerjakan bersama dengan kontraktor dari Jepang, Shimizu Corporation. Kedua proyek ini bernilai Rp 1,7 triliun.

Untuk pendapatan tahun 2014, TOTL menargetkan sebesar Rp 2,4 triliun atau naik dari tahun lalu sebesar Rp 2,29 triliun dan di atas konsensus sebesar Rp 2,04 triliun. Sedangkan, dari sisi anggaran infrastruktur pemerintah untuk tahun 2015 dalam APBN 2015 yang telah disahkan pada tanggal 29 September lalu disebutkan bahwa anggaran infrastruktur yang dialokasikan kepada dua kementerian, yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum.

Anggaran Kementerian Perhubungan sebesar Rp 44,63 triliun atau naik 23,97% dari anggaran untuk tahun 2014 dan Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp 74,20 triliun, sedikit menurun bila dibandingkan dengan anggaran tahun 2014 yang sebesar Rp 74,52 triliun. Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum yang cenderung stagnan ini inline dengan proyeksi pendapatan FY15 TOTL. 

"Last twelve months (LTM) PE 18.x & ROE 18.08%. Berdasarkan relative valuation PE 18x, maka target harga 12 bulan saham TOTL adalah sebesar Rp 909," papar HP Analytics.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: