Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Black Propaganda?

Apa Itu Black Propaganda? Kredit Foto: Unsplash/Eva Blue
Warta Ekonomi, Jakarta -

Black propaganda adalah bentuk propaganda yang dimaksudkan untuk menciptakan kesan bahwa ini dibuat oleh orang-orang tertentu, padahal nyatanya dibuat oleh pihak lawan. Black propaganda berseberangan dengan grey propaganda yang tidak mengidentifikasi sumbernya, dan white propaganda  yang tidak menyamarkan asal-usul sumbernya sama sekali. Hal ini biasanya digunakan untuk menjelek-jelekkan atau mempermalukan musuh bukan melalui lawan secara langsung.

Black propaganda juga dapat digunakan di pihak sendiri yang dihasilkan dengan mengubah propaganda lawan untuk mendistorsi pesannya. Ini adalah alat yang sangat kuat jika target audiens memiliki pemahaman yang buruk tentang bahasa lawan, dan sering digunakan untuk menghina penerima yang dituju dan mengarah ke efek rally.

Baca Juga: Apa Itu Propaganda?

Contoh Black Propaganda

Penggunaan black propaganda tidak hanya terbatas pada masa perang saja, dan pemerintah bukan satu-satunya entitas yang menggunakannya. Propaganda ini terus digunakan, meskipun Anda mungkin tidak akan pernah melihatnya sebagai black propaganda. Ini biasanya digambarkan sebagai "trik kotor". Operasi black propaganda bisa juga disebut hoax. Kampanye politik adalah ladang subur untuk menemukan black propaganda, meskipun mereka bukan satu-satunya peristiwa yang bisa digunakan. Kampanye Pilgub DKI Jakarta 2017 menghasilkan contoh terbaik tentang black propaganda.

Namun, ada beberapa contoh black propaganda yang digunakan pada skup global seperti:

Serangan di Google. Dilaporkan pada awal Mei 2011 bahwa Facebook telah menyewa sebuah perusahaan PR untuk menyebarkan klaim tentang Google secara anonim. Investigasi oleh dua wartawan USA Today menemukan beberapa klaim ini benar dan beberapa diantaranya salah. Diketahui bahwa agensi Burson-Marsteller menanam cerita palsu tentang rencana jejaring sosial Google.

Peretasan email DNC. Ribuan email disalin dari akun email ketua Komite Nasional Demokrat Amerika Serikat, pada April 2016. Email tersebut ditransfer ke WikiLeaks. Pada bulan Oktober, sejumlah besar email yang tidak menguntungkan bagi Hillary Clinton telah mengalir keluar. Otoritas intelijen AS telah menunjuk Rusia sebagai sumber peretasan.

Laporan buzzfeed.com menggambarkan salvo email phishing yang mengumpulkan kode akses email gmail memungkinkan akses mudah ke data DNC yang lebih dari sekadar email. Pertanyaan seriusnya adalah apakah email tersebut telah diubah secara halus sebelum dirilis atau tidak. Masalahnya adalah tidak ada cara untuk memeriksa perubahan tersebut. Contoh black propaganda yang bagus, bukan?

Bagaimana Cara Kerjanya?

Black propaganda adalah penipuan serupa (seperti hoax "The Man Who Never Was") karena sifatnya licik dan subversif. Penipuan ini ditujukan kepada pimpinan dan berusaha untuk menipu mereka ke dalam pandangan salah yang serius tentang apa yang sebenarnya Anda lakukan.

Materi propaganda subversif ini menyebabkan masalah bagi lawan di dalam strukturnya sendiri, sementara trik ini mencoba membuatnya melakukan sesuatu yang akan merusak diri sendiri. Operasi black propaganda mungkin juga disebut sebagai trik kotor. Howe dan Delmer, khususnya Delmer, menceritakan kepintaran dan sifat jahat dari "trik kotor" yang dimainkan tim operasi Inggris terhadap Jerman. Penulis Hollywood mungkin tidak memikirkan trik seperti ini, tetapi trik ini nyata dan berhasil.

Produksi bahan semacam ini membutuhkan keterampilan dan kesempurnaan yang hebat. Satu kesalahan tata bahasa dapat menyebabkannya terdeteksi. Penggunaan bahasa yang salah dalam siaran akan mengungkapkan bahwa pembicara bukanlah penutur asli bahasa tersebut. Saat ini, black propaganda tidak mudah dilakukan kecuali di internet.

Black Propaganda di Internet

Pada permulaan abad ke-21, internet menyediakan media yang luar biasa untuk melakukan bentuk propaganda ini. Segala macam hal dapat ditanam melalui internet dengan anonimitas yang hampir sepenuhnya total. Penyebaran informasi menyimpang ini dengan mudah dapat meluas ditambah dengan pengguna yang tidak kritis sehingga berkontribusi pada keberhasilannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: