Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri! Ramai Dibicarakan, Ini Risiko Kesehatan Melakukan Seks Anal

Ngeri! Ramai Dibicarakan, Ini Risiko Kesehatan Melakukan Seks Anal Kredit Foto: Telegraph.co.uk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Topik seks anal ramai diperbincangkan setelah istri siri ayah Taqy Malik, Marlina Octoria Kawuwung, secara terang-terangan mengungkap bahwa Mansyardin Malik pernah memaksanya berhubungan seks anal saat dirinya menstruasi.

Pemaksaan berhubungan seks anal yang dilakukan sebanyak enam kali itu menyebabkan Marlina mengalami cedera hingga stadium empat.

Baca Juga: Penting! Apakah Mengonsumsi Sambal Aman untuk Penderita Diabetes?

Seks anal merupakan praktik dengan memasukkan penis, jari, atau benda asing seperti vibrator ke dalam anus demi mendapatkan kenikmatan seksual.

Ada berbagai macam risiko dari seks anal, salah satunya terinfeksi Human Immunodeficiency Virus atau HIV.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seks anal merupakan jenis seks paling berisiko dalam menulari atau tertular HIV, 18 kali lebih besar daripada seks vaginal.

Ini terjadi apabila melakukan hubungan seks anal bersama pengidap tanpa menggunakan pelindung.

Alasan seks anal sangat meningkatkan risiko penularan HIV, melansir Verywell Health:

  • Tipisnya jaringan dubur, memungkinkan virus mengakses langsung ke aliran darah melalui robekan kecil atau lecet.
  • Tingginya konsentrasi HIV dalam air mani dan cairan pra-mani (pre-cum) dapat melipatgandakan risiko infeksi.
  • Pada pengidap HIV, seluruh selaput lendir di dalam tubuh mengandung HIV, tak terkecuali dalam cairan di dubur yang dihasilkan oleh selaput lendir rektum.

Bahkan, ada penelitian menunjukkan jumlah rata-rata virus di dalam cairan dubur lebih tinggi daripada di air mani. Mengapa? Sebab, sebagian besar sel kekebalan, termasuk yang menjadi target utama HIV, terletak di selaput lendir saluran pencernaan termasuk rektum.

Baca Juga: Duh... Studi Mengungkapkan Plasma Konvalesen Bisa Membahayakan Pasien Covid-19

Menjadi pasangan reseptif (yang berada di bawah/bottom) lebih berisiko terkena HIV daripada pasangan insertif (berada di atas/top).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: