Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gemuk Tetapi Bugar, Sebuah Alternatif Hidup Sehat yang Ahli Rekomendasikan

Gemuk Tetapi Bugar, Sebuah Alternatif Hidup Sehat yang Ahli Rekomendasikan Kredit Foto: Pexels/SHVETS production
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gemuk, obesitas, kelebihan berat badan selalu dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang buruk. Hal itu tidaklah salah karena memang kelebihan berat badan bisa mendatangkan beragam penyakit ke dalam tubuh seperti serangan jantung, diabetes, dll.

Baca Juga: Mengenal Istilah ‘Fenomena Fajar’ yang Dialami Penderita Diabetes

Tetapi prespektif baru hadir dalam studi yang belum lama ini dilakukan. Orang bisa "gemuk tapi bugar" dan harus fokus pada olahraga daripada diet untuk hidup lebih lama, kata para ahli.

Menyadur laman Sky News (20/9/21), dalam sebuah tinjauan baru yang mengumpulkan banyak penelitian, para peneliti mengatakan melakukan lebih banyak olahraga dan meningkatkan kebugaran lebih efektif daripada hanya menurunkan berat badan dalam hal menjadi sehat dan mengurangi risiko kematian dini.

Menulis di jurnal iScience, Profesor Glenn Gaesser dari Arizona State University, dan Profesor Siddhartha Angadi dari University of Virginia, mengklaim bahwa menerapkan pendekatan "berat-netral" untuk pengobatan masalah kesehatan yang disebabkan oleh obesitas juga akan memotong risiko kesehatan yang terkait dengan diet yo-yo.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengurangi Frekuensi Buang Air Kecil Berlebih pada Kondisi Diabetes?

"Kami ingin orang tahu bahwa lemak bisa fit, dan tubuh yang bugar dan sehat datang dalam berbagai bentuk dan ukuran.” Ucap Gaesser

"Kami menyadari bahwa dalam budaya yang terobsesi dengan berat badan, mungkin sulit bagi program yang tidak berfokus pada penurunan berat badan untuk mendapatkan daya tarik.” lanjutnya

"Kami tidak selalu menentang penurunan berat badan; kami hanya berpikir bahwa itu seharusnya tidak menjadi kriteria utama untuk menilai keberhasilan program intervensi gaya hidup."

Dirinya juga menambahkan bahwa usaha studinya tidak untuk menentang penurunan berat badan, tetapi mereka berifikir bahwa seharusnya bentuk dan ukuran tubuh tidak menjadi kriteria utama menilai keberhasilan gaya hidup sehat.

Baca Juga: Frekuensi Buang Air Kecil Penderita Diabetes Meningkat? Oh… Ini Penjelasannya

Obesitas Terus Meningkat

Para peneliti mengatakan beberapa penelitian telah menunjukkan bagaimana orang di seluruh dunia telah mencoba untuk menurunkan berat badan selama 40 tahun terakhir, namun obesitas terus meningkat.

Mereka berpendapat bahwa "banyak kondisi kesehatan terkait obesitas lebih mungkin disebabkan oleh aktivitas fisik yang rendah dan kebugaran kardiorespirasi daripada obesitas itu sendiri".

"Studi epidemiologis menunjukkan bahwa kebugaran kardiorespirasi dan aktivitas fisik secara signifikan melemahkan, dan terkadang menghilangkan, peningkatan risiko kematian yang terkait dengan obesitas," kata dua peneliti tadi.

Studi juga menemukan bahwa meningkatkan aktivitas fisik atau kebugaran kardiorespirasi secara konsisten dikaitkan dengan pengurangan risiko semua penyebab dan kematian kardiovaskular yang lebih besar daripada penurunan berat badan yang disengaja.

Baca Juga: Apa Itu Diabetes?

Namun, para peneliti mengatakan bahwa mengadopsi pendekatan berat-netra,l tidak berarti bahwa penurunan berat badan harus dihalangi", terutama ketika begitu banyak orang yang ingin menurunkan berat badan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: