Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penelitian Mengungkapkan Vaksin Covid-19 Manjur pada Pasien Kanker

Penelitian Mengungkapkan Vaksin Covid-19 Manjur pada Pasien Kanker Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warta Ekonomi -

Penelitian terbaru mengungkapkan individu dengan kanker memiliki respon imun yang tepat dan protektif terhadap vaksin Covid-19. Vaksin Covid-19 bekerja tanpa mengalami efek samping lebih buruk dari populasi umum.

Bukti tidak langsung menunjukkan bahwa suntikan "booster" ketiga dapat meningkatkan perlindungan di antara populasi pasien kanker. Sebab, pasien dengan kanker dikeluarkan dari uji klinis yang dilakukan untuk mengembangkan vaksin.

Baca Juga: Waspada! Ini Bahaya Kesehatan yang Mengintai Jika Sering Mengonsumsi Obat Tidur

Untuk mengeksplorasi dampak potensial dari kemoterapi dan imunoterapi pada perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi terhadap COVID-19, studi VOICE mendaftarkan 791 pasien dari beberapa rumah sakit di Belanda dalam empat kelompok studi berbeda.

Mereka terdiri dari individu tanpa kanker, pasien kanker yang diobati dengan imunoterapi, pasien yang diobati dengan kemoterapi dan pasien yang diobati dengan kombinasi kemoterapi-imunoterapi. Studi ini untuk mengukur respons mereka terhadap vaksin mRNA-1273 dua dosis Moderna.

Pada 28 hari setelah pemberian dosis kedua, tingkat antibodi yang memadai terhadap virus dalam darah ditemukan pada 84 persen pasien dengan kanker yang menerima kemoterapi. Kemudian, 89 persen pasien yang menerima kemoterapi kombinasi dan 93 persen pasien dengan imunoterapi saja.

Baca Juga: Wacana Pemberian Vaksin Dosis Ketiga di AS Banyak Ditentang Tenaga Kesehatan

Ahli kanker paru-paru di European Institute of Oncology di Milan, Italia, Antonio Passaro, mengatakan hasil ini lebih baik dibandingkan dengan respons antibodi yang terlihat di hampir semua (99,6 persen) kelompok individu tanpa kanker:

"Tingkat kemanjuran vaksin yang tinggi yang diamati di seluruh populasi percobaan, terlepas dari jenis pengobatan antikanker, merupakan pesan yang kuat dan meyakinkan bagi pasien dan dokter mereka," kata Passaro dilansir dari news-medical pada Selasa (21/9).

Passaro lebih lanjut menyoroti pentingnya memastikan vaksinasi dua dosis yang lengkap untuk pasien dengan kanker. Tujuannya untuk mengembangkan antibodi pelindung yang cukup terhadap virus. Pasalnya data percobaan menunjukkan hanya sekitar satu dari tiga yang menerima kemoterapi sendiri atau dalam kombinasi dengan imunoterapi telah mencapai respons yang cukup setelah vaksinasi pertama.

Baca Juga: Apakah Sering Buang Air Kecil Sudah Pasti Mengidap Diabetes?

Diketahui, studi ini direplikasi dalam penelitian tentang efek tozinameran (Pfizer-BioNTech) di antara 232 pasien kanker dan 261 subjek kontrol di Israel.

Adapun kurang dari sepertiga individu dengan kanker (29 persen) mengembangkan antibodi setelah menerima dosis pertama, dibandingkan dengan 84 persen pada kelompok kontrol. Selanjutnya, proporsi ini meningkat menjadi 86 persen setelah pemberian dosis kedua.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: