Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kampanye Negatif Sawit Harus Dihadapi dengan Tindakan Positif

Kampanye Negatif Sawit Harus Dihadapi dengan Tindakan Positif Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai motor penggerak perekonomian nasional, sektor industri perkebunan kelapa sawit masih saja menjadi sasaran kampanye negatif. Baik dari dalam maupun dari luar negeri (asing).

Beberapa isu yang sering dijadikan bahan kampanye negatif diantaranya kesehatan, degradasi lingkungan dan biodiversity, isu gambut dan kebakaran hutan, deforestasi, pekerja di bawah umur hingga isu keberlanjutan (sustainability). 

Baca Juga: Ini yang Terjadi Jika Penggunaan Biofuel Berbasis Minyak Sawit Dihentikan

Dari sisi produksi, industri sawit tidak hanya memenuhi tuntutan pasar lokal dan global melainkan harus menjalankan komitmen melalui Climate, Country, Community, Customer, dan Company. Prosedur pengelolaan kebun sesuai dengan sertifikat keberlanjutan dari RSPO, ISPO, dan ICC diharapkan bisa mencerminkan komitmen Indonesia sebagai produsen sawit untuk memproduksi minyak sawit berkelanjutan, menjaga kelestarian sumberdaya alam, dan fungsi lingkungan hidup sesuai tuntutan masyarakat global. 

Berbagai isu dari kampanye negatif dan diskriminasi terhadap industri sawit ini dapat menghambat pemanfaatan keunggulan sumberdaya lahan. Hal ini juga akan menurunkan devisit pendapatan ekspor negara yang dapat merugikan industri sawit Indonesia. Maka, perlu upaya yang lebih keras dalam membangun citra positif industri sawit di dunia.

Senior Manager Corporate Communications Asian Agri, Dinna Permana menyampaikan, kampanye negatif yang ditujukan kepada industri sawit harus dihadapi dengan sikap dan tindakan positif. Tentu dengan strategi dan solusi supaya apa yang menjadi tudingan bisa tereliminir.

“Perlu di sampaikan kepada masyarakat bahwa industri yang menghasilkan produk dengan kandungan sawit yang hampir setiap hari digunakan masyarakat pengelolaanya dengan Best Management Practices (BMP). Jadi tidak sesuai dengan apa yang mereka dengar dan baca,” ujarnya. 

Dikatakan Dinna, citra positif industri sawit bahwa sawit itu baik harus disampaikan agar masyarakat mengerti dan memahami kontribusi industri sawit bagi perekonomian nasional.

“Keberhasilan atau kesuksesan dalam pengelolaan kebun juga dibagikan pada petani kebun melalui kemitraan. Saat ini sudah banyak perusahaan mendampingi, mengedukasi, dan memberdayakan petani dengan praktik-praktik berkelanjutan,” katanya. BMP yang dimaksud, imbuh Dinna yakni menggunakan bibit unggul, membuka lahan tanpa bakar, menggunakan pupuk yang ramah lingkungan, dan masih banyak lagi. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: