Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jeff Bezos Dukung Penelitian Hidup Abadi, Benarkah Bawa Manfaat untuk Umat Manusia?

Jeff Bezos Dukung Penelitian Hidup Abadi, Benarkah Bawa Manfaat untuk Umat Manusia? Kredit Foto: Instagram/Jeff Bezos

Selain Tallin, Sean hÉigeartaigh, salah satu direktur Pusat Studi Risiko Eksistensial Universitas Cambridge juga berpendapat senada. Ia mengatakan kepada CNBC bahwa banyak kemajuan dalam ilmu umur panjang dapat memiliki manfaat luas, mereka dapat mengurangi terjadinya keparahan penyakit terkait usia yang lebih tua termasuk demensia dan kesehatan jantung.

Namun, ada juga beberapa orang yang tidak sependapat. Beberapa orang khawatir sumber daya Bumi yang terbatas dapat mengalami tekanan jika orang hidup lebih lama dan lebih sehat.

Pada saat kemajuan perpanjangan hidup yang berarti dibuat, hÉigeartaigh mengharapkan jumlah populasi menjadi lebih stabil di lebih banyak bagian dunia berkat kemajuan dalam pemberdayaa.

“Kami memiliki banyak hal yang lebih mendesak untuk dikhawatirkan daripada risiko perpanjangan hidup, seperti perubahan iklim di abad mendatang.” tambah hÉigeartaigh.

Jon Crowcroft, seorang profesor ilmu komputer di Universitas Cambridge, mengatakan para miliarder akan lebih baik menggunakan uang mereka ke dalam teknologi mitigasi perubahan iklim daripada penelitian umur panjang. Menurutnya tak berguna hidup selamanya jika planet sekarat.

Bezos, orang terkaya dunia telah menginvestasikan sebagian dari USD199 miliarnya ke dalam "peremajaan" baru bernama Altos Labs, start-up anti-penuaan ini juga didukung oleh kapitalis ventura Rusia-Israel Yuri Milner, yang menghasilkan banyak uang sebagai investor awal di Facebook.

Selain Bezos, pendiri Oracle Ellison juga telah menyumbangkan lebih dari USD370 juta untuk penelitian tentang penuaan dan penyakit terkait usia.

Sementara itu, pendiri Google Sergey Brin dan Larry Page membantu meluncurkan Calico, sebuah usaha rahasia yang melacak tikus dari lahir hingga mati dengan harapan menemukan penanda penyakit seperti diabetes dan Alzheimer. Calico adalah bagian dari Alphabet, perusahaan induk yang juga memiliki Google.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: