Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Kebijakan Sebelumnya, Pakar Kesehatan Teriak Minta Singapura Genjot Vaksinasi

Gegara Kebijakan Sebelumnya, Pakar Kesehatan Teriak Minta Singapura Genjot Vaksinasi Kredit Foto: Antara/REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Singapura -

Beberapa pakar kesehatan di Singapura menyerukan vaksinasi wajib terhadap virus corona dengan meningkatnya jumlah COVID-19 parah di antara orang-orang yang tidak divaksinasi ketika infeksi melonjak dan dengan pengambilan vaksin yang mendatar pada 82% populasi.

Pemerintah telah mengaitkan pembukaan kembali dengan target vaksinasi tetapi menghentikan pelonggaran pembatasan bulan ini untuk melihat tanda-tanda bahwa infeksi parah dapat membanjiri sistem kesehatan.

Baca Juga: Singapura Catat Kenaikan Harian Tertinggi dalam Kasus COVID-19, Berapa Jumlahnya?

"Saya ingin melihat mandat vaksin di lebih dari 60-an, mereka adalah kelompok yang paling mungkin meninggal," kata Dale Fisher, ahli penyakit menular di National University Hospital di Singapura, dikutip laman Reuters.

"Itu adalah alasan yang sama bahwa kelompok usia dipilih lebih awal untuk vaksin, alasan yang sama bahwa kelompok usia telah dipilih untuk suntikan booster," tambahnya.

Singapura telah menjadi model mitigasi virus corona sejak pandemi dimulai dengan masker wajib, pelacakan kontak yang efektif, dan perbatasan tertutup.

Secara keseluruhan, 62 dari 5,7 juta orang telah meninggal dan infeksi harian baru selama berbulan-bulan tidak lebih dari segelintir orang.

Tetapi, seperti di tempat lain di Asia Tenggara, varian Delta dalam beberapa bulan terakhir telah menyebar dan kasus harian baru telah meningkat menjadi sekitar 1.000.

Beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Prancis dan Italia telah mengumumkan program vaksinasi wajib, khawatir varian Delta dan perlambatan vaksinasi akan menggagalkan rencana untuk kembali normal.

Dari orang yang divaksinasi di Singapura yang tertular virus dari 1 Mei hingga 16 September, hanya 0,09% dari mereka yang harus menjalani perawatan intensif atau meninggal. Tingkat untuk yang tidak divaksinasi adalah 1,7%.

Data untuk orang tua sangat mencolok.

Dari orang yang tidak divaksinasi terinfeksi berusia 80 atau lebih, 15% dari mereka harus dirawat di perawatan intensif atau meninggal. Hanya 1,79% dari yang divaksinasi dalam kelompok usia tersebut membutuhkan perawatan intensif atau meninggal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: