Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkuak Alasan Vaksinasi di Singapura Bukan Kewajiban, Ternyata Duo Produsen Vaksin Masih...

Terkuak Alasan Vaksinasi di Singapura Bukan Kewajiban, Ternyata Duo Produsen Vaksin Masih... Kredit Foto: Bloomberg/Wei Leng Tay
Warta Ekonomi, Singapura -

Singapura belum mewajibkan vaksinasi karena suntikan Pfizer dan Moderna hanya memiliki persetujuan darurat di negara itu meskipun memiliki aktivitas terbatas seperti makan di luar untuk yang tidak divaksinasi.

Tidak ada perusahaan yang menanggapi pertanyaan apakah mereka telah mengajukan persetujuan penuh di Singapura.

Baca Juga: Gegara Kebijakan Sebelumnya, Pakar Kesehatan Teriak Minta Singapura Genjot Vaksinasi

Dengan sekitar 87.000 manula masih belum divaksinasi, beberapa ahli mengatakan persetujuan penuh dapat membuka jalan bagi mandat.

"Vaksinasi jauh lebih protektif daripada tindakan lain yang kami lakukan, dan tidak terlalu merusak secara ekonomi dan sosial," kata Alex Cook, pakar pemodelan penyakit menular di National University of Singapore, dilansir Reuters.

"Jika kita tidak menegakkan vaksinasi, tampaknya aneh untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih lemah dan lebih mahal," tambah Cook.

Jumlah pasien yang membutuhkan dukungan oksigen atau perawatan intensif melonjak lebih dari lima kali lipat bulan ini menjadi 146, termasuk 18 di ICU.

Pemerintah khawatir jumlah di ICU dapat tumbuh dengan cepat pada basis orang yang terinfeksi yang meningkat secara eksponensial, terutama jika mereka berusia lanjut dan tidak divaksinasi.

Singapura memiliki sekitar 100 tempat tidur ICU untuk pasien COVID-19, dan dapat ditingkatkan menjadi hampir 300 dalam waktu singkat.

Mandat vaksin dapat berupa pembatasan kegiatan bagi orang yang tidak divaksinasi terkait dengan pekerjaan mereka, waktu luang dan penggunaan transportasi umum, kata dokter penyakit menular Leong Hoe Nam.

"Anda tidak bisa pergi ke mal atau naik angkutan umum atau makan di luar kecuali divaksinasi," katanya, memberikan contoh kemungkinan pembatasan.

Hanya vaksinasi terhadap difteri dan campak yang diamanatkan oleh hukum di Singapura.

Pemerintah telah menawarkan vaksin Pfizer dan Moderna secara gratis dan juga telah menyetujui pembayaran kepada 144 orang yang menderita efek samping yang serius, lapor media.

Singapura memiliki catatan panjang dalam menerapkan aturan, termasuk larangan penjualan permen karet yang terkenal pada tahun 1992 untuk mencegah membuang sampah sembarangan, namun vaksin wajib akan menjadi langkah yang signifikan.

"Ini akan membutuhkan keberanian politik, tidak ada keraguan tentang itu, tetapi sains akan mengatakan Anda akan menyelamatkan ratusan nyawa jika Anda memvaksinasi 100.000 manula terakhir," kata Fisher.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: