Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Komplikasi Jantung Meningkat Selama Pandemi

Waspada! Komplikasi Jantung Meningkat Selama Pandemi Kredit Foto: Pexels/freestocks.org
Warta Ekonomi -

Pandemi berdampak pada beberapa hal, termasuk perubahan gaya hidup. Selama lockdown, banyak orang cenderung tidak melakukan aktivitas fisik. Menurut dokter, hal itu berkontribusi terhadap peningkatan kasus komplikasi jantung.

Dilansir laman Quint, Kamis (23/9), karantina wilayah yang disebabkan pandemi menyebabkan perubahan pola tidur dan makan yang mengarah ke obesitas, diabetes, dan hipertensi. Semua hal itu berhubungan langsung dengan penyakit kardiovaskular (CVDs) yang merupakan pembunuh nomor satu secara global.

Baca Juga: Penting Dipahami Penderita Diabetes, Apa Itu Indeks Glikemik?

Selain itu, pandemi juga membuat masyarakat semakin ragu untuk berobat ke dokter untuk memeriksakan kesehatan.  Ketakutan tertular virus menjauhkan banyak orang dari pemeriksaan rutin. Hal itu membuat beberapa pasien yang sudah menderita sakit jantung mengalami komplikasi karena tidak rutin melakukan check up.

“Peningkatan jumlah pasien dengan komplikasi jantung semakin meningkat dari hari ke hari, karena jumlah konsultasi untuk komplikasi jantung pasca Covid seperti miokarditis secara bertahap meningkat,” kata Konsultan Senior Bedah Kardiotoraks dan Vaskular Rumah Sakit Indraprastha Apollo, Dr Mukesh Goel.

Miokarditis adalah peradangan otot jantung yang ditandai dengan nyeri dada, detak jantung tidak normal, dan sesak napas. Infeksi Covid membuatnya menambah masalah. 

Orang-orang dalam pemulihan pasca-Covid menghadapi komplikasi seperti itu karena peradangan dan kerusakan yang disebabkan oleh virus di dalam tubuh. Kerusakan tersebut menjadi lebih mudah jika ada bagian tubuh yang sedikit tidak sehat.

Menurut Ketua Cardiac Sciences Fortis Hospital Noida, Dr Ajay Kaul, alasan peningkatan jumlah kasus setelah pandemi ini ditandai dengan adanya berbagai gangguan jantung, seperti palpitasi peningkatan jumlah serangan jantung Tipe 2. Serangan jantung ini disebabkan oleh aliran darah yang sangat terbatas, hipotensi postural, yaitu tekanan darah rendah,  dan kelelahan yang berlebihan. 

Baca Juga: Lebih Mengenal Soal Retinopati Diabetik, Apakah Berbahaya?

"Infeksi virus Covid berperan atas masalah ini," kata Ajay Kaul.

Dia melanjutkan, sebagian besar pasien sudah sembuh total dari Covid dan saat ini mengalami palpitasi atau rasa lelah yang berlebihan. "Kami melihat dua hingga tiga pasien setiap hari datang karena masalah ini," tambahnya.

Kesehatan jantung, jika diabaikan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Sebab, CVD merupakan penyebab kematian terbesar secara global.

Oleh karena itu, menurut Goel, pemeriksaan kesehatan preventif memang diperlukan. Orang-orang disarankan untuk tidak menunda check up yang telah dijadwalkan ke dokter. Para dokter juga menyarankan untuk mengikuti gaya hidup sehat, di antaranya adalah pola makan yang bergizi dan seimbang, tidur yang cukup, dan latihan fisik secara teratur.

Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Baca! Ternyata 7 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Memengaruhi Kadar Gula Darah

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: