Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Taliban Serius Gebuk Pihak yang Tunggangi Afghanistan, Termasuk ISIS dan Al-Qaeda

Taliban Serius Gebuk Pihak yang Tunggangi Afghanistan, Termasuk ISIS dan Al-Qaeda Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Kabul -

Taliban telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai basis serangan terhadap negara lain.

Tetapi beberapa analis Barat percaya kembalinya kelompok Islamis ke tampuk kekuasaan telah memperkuat kelompok-kelompok seperti ISIS-K dan al Qaeda, yang telah menjadikan Afghanistan basis mereka ketika Taliban terakhir memerintah negara itu.

Baca Juga: Duh, ISIS Pakai Taktik Taliban buat Gebuk Pemerintahan Baru Afghanistan

"Di Afghanistan, kembalinya Taliban adalah kemenangan besar bagi kaum Islamis," kata Rohan Gunaratna, profesor studi keamanan di Universitas Teknologi Nanyang Singapura, dilansir Reuters.

"Mereka telah merayakan kembalinya Taliban, jadi saya pikir Afghanistan adalah teater baru," tambahnya.

ISIS-K diyakini menarik banyak pejuangnya dari jajaran Taliban atau Taliban versi Pakistan, yang dikenal sebagai TTP, tetapi sebagian besar cara operasinya masih sedikit dipahami.

Ia telah memerangi Taliban atas rute penyelundupan dan kepentingan ekonomi lainnya tetapi juga mendukung Khilafah global di bawah hukum Islam, berbeda dengan Taliban yang menegaskan tidak memiliki kepentingan di mana pun di luar Afghanistan.

Sebagian besar analis, serta PBB, mematok kekuatan ISIS-K di bawah 2.000 pejuang, dibandingkan dengan 100.000 yang dimiliki Taliban. Jajaran ISIS-K membengkak dengan tahanan yang dibebaskan ketika penjara Afghanistan dibuka oleh Taliban saat mereka menyapu negara itu.

Menurut laporan bulan Juni oleh dewan keamanan PBB, hubungan keuangan dan logistik ISIS-K dengan organisasi induknya di Suriah telah melemah, meskipun masih mempertahankan beberapa saluran komunikasi.

"Dukungan pendanaan ke cabang Khorasan dari inti diyakini telah mengering secara efektif," kata laporan itu.

Namun, laporan itu mengatakan tanda-tanda perpecahan di dalam Taliban, yang sudah mulai muncul, dapat mendorong lebih banyak pejuang untuk membelot ketika pemberontakan masa perang mencoba untuk membentuk kembali dirinya menjadi pemerintahan masa damai.

"Ini tetap aktif dan berbahaya, terutama jika mampu, dengan memposisikan dirinya sebagai satu-satunya kelompok penolakan murni di Afghanistan, untuk merekrut Taliban yang tidak puas dan gerilyawan lain untuk meningkatkan barisannya," kata PBB.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: