Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Uses and Gratification Theory?

Apa Itu Uses and Gratification Theory? Kredit Foto: Unsplash/Christian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teori Uses and Gratification membahas tentang pengaruh media terhadap manusia. Ini menjelaskan tentang bagaimana orang menggunakan media untuk kebutuhan mereka sendiri dan merasa puas ketika kebutuhan mereka terpenuhi. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa teori ini berargumen tentang apa yang dilakukan orang dengan media daripada apa yang dilakukan media terhadap orang.

Selain itu, teori ini bertentangan dengan Magic Bullet theory yang menyatakan bahwa penonton bersifat pasif. Teori ini memiliki pendekatan yang berpusat pada pengguna atau audiens. Bahkan untuk komunikasi, katakanlah–antarpribadi, orang merujuk pada media untuk topik yang dibicarakan di antara mereka sendiri. Dengan merujuk media, mereka mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan paparan dunia di luar penglihatan mereka yang terbatas.

Baca Juga: Apa Itu Technological Determinism Theory?

Asal Usul Uses and Gratification Theory

Uses and gratifications pertama kali diperkenalkan pada tahun 1940-an ketika para sarjana mulai mempelajari mengapa orang memilih untuk mengonsumsi berbagai bentuk media. Selama beberapa dekade berikutnya, penelitian uses and gratification sebagian besar berfokus pada gratifikasi yang dicari oleh pengguna media. Kemudian pada 1970-an, para peneliti mengalihkan perhatian mereka pada hasil penggunaan media dan kebutuhan sosial dan psikologis yang dipuaskan oleh media.

Saat ini, teori tersebut sering dikaitkan dengan karya Jay Blumler dan Elihu Katz pada tahun 1974. Ketika teknologi media terus berkembang pesat, penelitian tentang teori uses and gratification menjadi hal yang lebih penting daripada sebelumnya untuk memahami motivasi orang memilih media dan kepuasan yang mereka dapatkan darinya.

Uses and Gratifications dan New Media

Para ahli telah mencatat bahwa new media mencakup beberapa atribut yang bukan merupakan bagian dari bentuk media lama. Pengguna memiliki kontrol lebih besar atas apa yang mereka interaksi, kapan mereka berinteraksi dengannya, dan lebih banyak pilihan konten bagi mereka. Ini membuka jumlah gratifikasi yang dapat dipenuhi oleh penggunaan media baru.

Sebuah studi awal yang diterbitkan dalam jurnal CyberPsychology & Behavior tentang uses and gratification internet menemukan tujuh kepuasan untuk penggunaannya, antara lain pencarian informasi, pengalaman estetika, kompensasi moneter, pengalihan, status pribadi, pemeliharaan hubungan, dan komunitas virtual. Komunitas virtual bisa dibilang sebagai gratifikasi baru karena tidak ada tandingannya di media lain.

Studi lain, yang diterbitkan dalam jurnal Decisions Sciences, menemukan tiga kepuasan untuk penggunaan internet. Dua dari gratifikasi ini, yaitu gratifikasi konten dan proses, telah ditemukan sebelumnya dalam studi uses dan gratification televisi. Namun, kepuasan sosial baru khusus untuk penggunaan internet baru ditemukan. Dua penelitian ini menunjukkan bahwa orang melihat ke internet untuk memenuhi kebutuhan sosial dan komunal.

Penelitian juga telah dilakukan untuk mengungkap gratifikasi yang dicari dan diperoleh melalui penggunaan media sosial. Misalnya, penelitian lain yang diterbitkan di CyberPsychology & Behavior menemukan empat kebutuhan untuk partisipasi grup Facebook. Kebutuhan tersebut termasuk bersosialisasi dengan tetap berhubungan dan bertemu orang; hiburan melalui penggunaan Facebook untuk kegiatan rekreasi; mencari status diri dengan mempertahankan citra seseorang; dan mencari informasi untuk belajar tentang suatu event dan produk.

Dalam studi serupa, peneliti menemukan bahwa pengguna Twitter memuaskan kebutuhan mereka akan koneksi melalui jejaring sosial. Peningkatan penggunaan, baik dari segi jumlah waktu seseorang telah aktif di Twitter dan dalam hal jumlah jam per minggunya yang telah dihabiskan seseorang menggunakan Twitter, meningkatkan kepuasan dalam kebutuhan ini.

Kritik Terhadap Uses and Gratification Theory

Walau penggunaan dan gratifikasi tetap menjadi teori populer dalam penelitian seputar media, teori ini tetap menghadapi sejumlah kritik. Misalnya, teori ini meremehkan pentingnya sebuah media. Akibatnya, mungkin mengabaikan cara media memengaruhi orang, terutama secara tidak sadar. Selain itu, meskipun audiens tidak selalu pasif, mereka juga tidak selalu aktif, sesuatu yang tidak diperhitungkan oleh teori ini. Akhirnya, beberapa kritikus mengeklaim bahwa uses dan gratification terlalu luas untuk dianggap sebagai teori, dan karenanya, hanya boleh dianggap sebagai pendekatan untuk penelitian media.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: