Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Agenda-Setting Theory?

Apa Itu Agenda-Setting Theory? Kredit Foto: F5 Labs
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengaruh dari media dapat berdampak pada penyajian laporan dan isu yang dibuat dalam berita yang memengaruhi pikiran publik. Laporan berita membuatnya sedemikian rupa sehingga ketika laporan berita tertentu diberikan kepentingan dan perhatian daripada berita lain, audiens secara otomatis akan menganggapnya sebagai berita dan informasi terpenting yang diberikan kepada mereka. Prioritas berita mana yang datang lebih dulu dan kemudian yang berikutnya ditetapkan oleh media sesuai dengan bagaimana orang berpikir dan seberapa besar pengaruhnya di antara khalayak umum.

Agenda setting terjadi melalui proses kognitif yang dikenal sebagai "aksesibilitas". Media memberikan informasi yang merupakan bahan pemikiran yang paling relevan, potret isu-isu utama masyarakat, dan mencerminkan pikiran orang.

Baca Juga: Apa Itu Uses and Gratification Theory?

Komunikasi Massa

Komunikasi massa memainkan peran penting dalam masyarakat kita. Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada publik tentang peristiwa saat ini dan masa lalu. Komunikasi massa didefinisikan dalam "Media Massa, Budaya Massa" sebagai proses di mana komunikator profesional menggunakan perangkat teknologi untuk berbagi pesan jarak jauh dalam memengaruhi khalayak yang besar. Dalam proses ini, media (surat kabar, buku, program televisi, dan lainnya) mengendalikan informasi yang kita lihat atau kita dengar.

Media kemudian menggunakan gatekeeping dan agenda setting untuk "mengendalikan akses kita terhadap berita, informasi, dan hiburan". Gatekeeping adalah serangkaian pos pemeriksaan yang harus dilalui berita sebelum sampai ke publik. Melalui proses ini, banyak orang harus memutuskan apakah berita itu akan dilihat atau didengar. Beberapa gatekeeper meliputi reporter, penulis, dan editor.

Setelah gatekeeping, ada agenda setting. Salah satu aspek terpenting dalam konsep peran agenda-setting komunikasi massa adalah kerangka waktu untuk fenomena ini. Selain itu, media yang berbeda memiliki potensi agenda-setting yang berbeda pula.

Efek Kognitif dari Agenda Setting

Agenda setting terjadi melalui proses kognitif yang dikenal sebagai "aksesibilitas". Aksesibilitas menyiratkan bahwa makin sering dan menonjol media berita meliput suatu masalah, makin banyak contoh masalah yang dapat diakses dalam ingatan audiens. Ketika responden ditanya tentang masalah terpenting yang dihadapi negara, mereka menjawab dengan isu berita yang paling mudah diakses dalam ingatan, yang biasanya merupakan isu yang paling menjadi fokus media berita.

Efek penetapan agenda bukanlah hasil dari menerima satu atau beberapa pesan, tetapi karena dampak agregat dari sejumlah besar pesan yang semuanya berhubungan dengan masalah umum yang sama. Liputan media massa pada umumnya dan agenda setting secara khususnya juga memiliki dampak yang kuat pada apa yang individu pikirkan tentang pemikiran orang lain, dan karenanya cenderung lebih mementingkan isu-isu yang telah diliput secara luas oleh media massa.

Terdapat Dua Tingkatan dalam Agenda Setting

A. Tingkat pertama

Tingkat pertama biasanya digunakan oleh peneliti untuk mempelajari penggunaan media dan tujuannya atau pengaruh yang diciptakan media terhadap orang dan pemikiran paling dekat yang akan dimiliki orang terhadap paparan informasi yang diberikan oleh media house.

B. Tingkat kedua

Pada tingkat kedua, media berfokus pada bagaimana orang harus berpikir tentang sifat isu. Dengan demikian, sensasionalisasi berita bisa saja terjadi untuk menarik minat khalayak. Faktanya, media ingin menarik perhatian dan menanamkan pemikiran di benak orang tentang beberapa masalah serius. Itu sebabnya media mengubah isu-isu tertentu menjadi viral.

Teori agenda setting digunakan dalam iklan politik, kampanye, berita bisnis, PR (humas), dan lainnya. Konsep utama yang berkaitan dengan teori tersebut adalah gatekeeping. Gatekeeping bertanggung jawab dan mengontrol pemilihan konten yang dibahas di media. Diasumsikan bahwa masyarakat sangat peduli dengan produk dari sebuah media gatekeeping. Editor adalah penjaga gerbang utama media itu sendiri. Media berita memutuskan peristiwa 'apa' untuk disiarkan dan ditampilkan melalui 'gerbang' media atas dasar 'kelayakan berita'.

Berita berasal dari berbagai sumber sehingga editor memilih apa yang harus ditampilkan dan apa yang tidak. Itulah sebabnya mereka disebut sebagai gatekeeper.

Gatekeeper merupakan otoritas kuat yang memastikan materi yang tepat untuk disebarluaskan ke massa. Karena ada beberapa isu penting bagi media, tetapi tidak bagi massa. Mereka juga sangat peka untuk tidak mendistorsi perdamaian dan stabilitas publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: