Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditanya Jatah Menteri Jokowi, PAN Melengos: Kita Itu Harusnya....

Warta Ekonomi, Jakarta -

Rumor Partai Amanat Nasional (PAN) mendapatkan jatah menteri jika terjadi reshuffle di Kabinet Indonesia Maju sudah menjadi topik hangat di kalangan kadernya. Tapi tidak sampai membuat dapur partai berlambang matahari itu gaduh. 

“Namanya kita diajak bergabung kan, adalah diskusi-diskusi informal. Tapi kita santai aja,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN, Saleh Partaonan Daulay, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.  Baca Juga: Ferdinand Hutahaean: Berani Ultimatum Jokowi Demi Novel Baswedan? Dasar Gak Tahu Diri!

Anggota Komisi IX DPR itu menjamin, PAN tidak ribut-ribut dengan wacana reshuffle, meskipun punya segudang kader yang cakap menjadi menteri. “Kita seriusnya malah soal penanganan Covid-19. Bagaimana kita bisa membantu Pemerintah, menyelesaikan masalah publik. Kalau memang diminta, ya tentu kita akan siapkan,” ungkapnya.  Baca Juga: Orang Ini Pasang Badan Buat Giring yang Bilang Anies Pembohong: Itu Kan Fakta Bro!

Dikatakan, PAN menyerahkan sepenuhnya seluruh persoalan reshuffle kabinet kepada Presiden Joko Widodo sebagai pemilik hak prerogatif. “Kalau kita ikut-ikut campur, itu nggak bagus,” katanya. 

Ditanya apakah PAN merasa nyaman menjadi partai pendukung Pemerintah? Saleh menjawab, hanya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang pas menjelaskannya. “Yang komunikasi itu kan Zulhas,” tutupnya. 

Sementara pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, PAN adalah partai yang memiliki peluang terbesar mendapat jatah menteri jika terjadi reshuffle kabinet. Menurutnya, keputusan PAN masuk ke dalam pemerintahan juga merupakan langkah politik yang rasional. Untuk jatah menteri juga bukan hal baru. 

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sempat dipercaya sebagai Menteri Kehutanan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lebih jauh, posisi PAN di pemerintahan juga menguntungkan dalam menyongsong Pemilu 2024. “Misalnya untuk meraih suara Muhammadiyah, suara ormas ini tentunya cenderung ke PAN. Apalagi sekarang ada di dalam pemerintahan,” kata Adi kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: