Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Studi Mengungkapkan Sindrom Guillain-Barre Hadir Dipicu karena Covid-19

Studi Mengungkapkan Sindrom Guillain-Barre Hadir Dipicu karena Covid-19 Kredit Foto: Republika

Studi tersebut menggunakan data pasien GBS dari International GBS Outcome Study (IGOS) sejak 30 Januari 2020 hingga 30 Mei 2020. Sebanyak 49 pasien GBS lain yang berasal dari sembilan negara termasuk China, Italia, Spanyol, dan Britania Raya turut ditambahkan ke dalam studi selama periode tersebut.

Dalam studi ini, sebanyak 22 persen pasien GBS yang terlibat sudah pernah mengalami infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Pasien-pasien tersebut berusia di atas 50 tahun.

Sebanyak 65 persen di antara pasien itu mengalami kelumpuhan wajah dan memiliki bentuk demielinasi GBS. Demielinasi merupakan sebuah kondisi yang mengakibatkan kerusakan pada lapisan pelindung atau selubung mielin yang mengelilingi serabut saraf di otak, saraf optik, dan sumsum tulang belakang (spinal cord).

Baca Juga: Bahaya! Duh… Kelompok Anti Vaksin Menyuarakan Penderita Covid-19 untuk ‘Menjauh’ dari ICU

Di rumah sakit, sebanyak 73 persen pasien GBS dengan Covid-19 mengalami peningkatan penanda inflamasi atau peradangan. Seluruh pasien ini memenuhi kriteria diagnostik untuk GBS dan Covid-19.

Peneliti turut membandingkan jumlah pasien GBS pada empat bulan pertama pandemi Covid-19 dan pada periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Peneliti mengungkapkan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan jumlah pasien GBS di masa pandemi.

Temuan tersebut mengindikasikan bahwa infeksi Covid-19 dan GBS mungkin tidak memiliki hubungan yang kuat. Akan tetapi, studi ini mendapati bahwa infeksi Covid-19 bisa memicu pasien mengalami gangguan tersebut.

GBS juga sempat dikaitkan dengan vaksinasi Covid-19. Eropa telah menambahkan GBS sebagai salah satu efek samping yang sangat langka dari vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson juga telah menambahkan GBS ke dalam daftar efek sampingnya. Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson dibuat dengan teknologi yang sama seperti vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Sebuah studi dalam jurnal Annals of Neurology pada Juni lalu sempat menyebutkan varian tak biasa dari GBS yang ditandai dengan kelemahan wajah yang menonjol. Mereka menemukan tujuh kasus serupa di wilayah Kerala, India. Kasus-kasus tersebut terjadi dalam waktu dua pekan sejak vaksinasi dosis pertama.

Baca Juga: Meski Tidak Memberikan Level Proteksi Terbaik, Vaksin Sinovac Efektif Cegah Gejala Parah Covid-19

"Enam dari tujuh pasien berkembang menjadi quadriplegia areflexic dan membutuhkan dukungan mesin ventilator," ungkap Boby Varkey Maramattom dari Department of Neurology di Kochi, Kerala, seperti dilansir Times Now News, Jumat (24/9).

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: