Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: Hilirisasi Kelapa Sawit Terus Dilakukan untuk Petani

Kementan: Hilirisasi Kelapa Sawit Terus Dilakukan untuk Petani Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkebunan sawit rakyat memegang porsi yang besar terhadap tutupan luas perkebunan kelapa sawit nasional. Kendati demikian, produktivitas yang dihasilkan belum optimal, yakni kurang dari 3 ton per tahun. Padahal, potensinya dapat mencapai di atas 7 ton CPO/hektare.

"Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk memperbaikai tata kelola perkebunan sawit rakyat. Terutama dari sisi produktivitas," ujar Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perekebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Heru Tri Widarto di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pembangunan Sawit di Kalimantan Tetap Berikan Ruang bagi Biodiversitas

Tidak hanya itu, dikatakan Heru, dari sisi hilir, perkebunan sawit rakyat masih menghadapi tantangan yang besar. Namun, petani juga patut berbangga bahwa di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, sudah memulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang dikelola petani untuk mengolah minyak kelapa sawit. Lebih lanjut disampaikan Heru, hilirisasi kelapa sawit terus dilakukan agar produk yang dihasilkan bisa dinikmati sendiri oleh petani.

Seperti diketahui, produk kelapa sawit selalu diserang dan dituduh berkontribusi terhadap deforestasi melalui kampanye negatif, terutama yang dilakukan Uni Eropa melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM). "Padahal sebelum ini, Uni Eropa sejak ratusan tahun lalu sudah melakukan hilirisasi," tukas Heru.

Menurut Heru, kampanye negatif Uni Eropa dilakukan karena negara tersebut memiliki minyak nabati lain yang harus diperjuangkan sehingga isu deforestasi kelapa sawit adalah persaingan dagang. "Kita harus pandai menyikapi masalah ini. Karena, Indonesia sudah mencoba mematuhi apa yang menjadi keinginan Uni Eropa seperti sertifikasi kelapa sawit," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: