Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bamsoet Ajak Tingkatkan Ketahanan Budaya Indonesia

Bamsoet Ajak Tingkatkan Ketahanan Budaya Indonesia Kredit Foto: MPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan, Bali tidak hanya sekadar icon destinasi wisata berkelas dunia, tetapi juga menjadi icon perdamaian dunia. Hal ini tidak lepas dari keberadaan Bali sebagai The Island of Tolerance, The Island of God, The Island of Peace and Love, and The Island of Paradise dengan prinsip tetap mengukuhkan budaya lokal tanpa menutup diri dari kehidupan dunia internasional.

"Masyarakat Bali juga dikenal dengan ajaran Tri Hita Karana. Secara harfiah dimaknai sebagai tiga sumber kebahagiaan, yang merupakan konsep spiritual dan falsafah hidup masyarakat Bali; mengedepankan konsep keseimbangan dan keselarasan hidup dalam menjalin hubungan dengan Tuhan, dengan manusia, dan dengan lingkungan alam," ujar Bamsoet saat menjadi Keynote Speech "Konferensi Internasional Bali Bhuwana Waskita" yang diselenggarakan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bali secara virtual dari Jakarta, Selasa (28/9).

Baca Juga: Bamsoet Pastikan Stadion Utama Lukas Enembe Siap Gelar Pembukaan PON XX Papua

Turut hadir antara lain Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan 'Kun' Adnyana, juru bicara Presiden RI Fadjroel Rachman, pendiri Agung Rai Museum of Arts Anak Agung Gde Rai, perwakilan Universitas Sanata Darma Yogyakarta Sunardi, dan perwakilan Queen Victoria Museum and Art Gallery Australia Carmencita Palermo.

Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020, Indonesia memiliki 2.907 cagar budaya dengan 439 museum. Indonesia juga memiliki 5 daftar warisan dunia kategori budaya yang diakui UNESCO. Antara lain, komplek Candi Borobudur (ditetapkan UNESCO tahun 1991), komplek Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), Lanskap Budaya Bali: Sistem Subak sebagai perwujudan filosofi Tri Hita Karana (2012), dan Kota Lama Tambang Batubara Sawahlunto (2019).

"Sementara untuk warisan budaya tak benda dan daftar praktik pengamanan yang ditetapkan UNESCO, hingga tahun 2019 jumlahnya mencapai 10 warisan. Antara lain Tiga Genre Tari Tradisional di Bali, Tas Noken, Tari Saman, Angklung, Batik, Keris, Pertunjukan Wayang, Pinisi, Pencak Silat, hingga Pendidikan dan Pelatihan Warisan Budaya Tak Benda Batik untuk Siswa SD, SMP, SMA, SMK, dan Mahasiswa Politeknik, bekerja sama dengan Museum Batik Pekalongan," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan pentingnya menjaga ketahanan budaya dan memajukan kebudayaan mempunyai dasar pijakan yang kuat karena diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada Pasal 32 Ayat (1) dinyatakan, Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Ketentuan tersebut mencerminkan pengakuan adanya dua sisi peran penting kebudayaan, yaitu dalam membentuk jati diri bangsa, dan dalam menyikapi modernisasi dan laju peradaban zaman.

"Untuk memastikan kehadiran negara dalam menjalankan mandat konstitusi dalam bidang kebudayaan tersebut, telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang dimaknai sebagai serangkaian upaya yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia. Pemajuan kebudayaan dilakukan dengan melakukan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan, serta melakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia kebudayaan," terang Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menekankan, seni dan budaya memiliki aspek multidimensional. Seni dan budaya tidak pernah berdiri sendiri, melainkan akan selalu terhubung pada kondisi lingkungan, referensi sosial, serta berbagai paradigma yang merepresentasikan perkembangan zaman.

"Seni dan budaya akan selalu menawarkan peluang-peluang pada berbagai sektor kehidupan, yang dapat kita gali dan kembangkan dengan daya kreasi dan inovasi. Seni dan budaya akan senantiasa terikat pada kondisi lingkungan sosial di sekitarnya. Seni dan budaya juga akan menangkap fenomena pergeseran paradigma yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara," pungkas Bamsoet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: