Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita William Tanuwijaya Dulu Susah Rekrut Karyawan, Kini Tokopedia Punya Lebih dari 5.000 Karyawan

Cerita William Tanuwijaya Dulu Susah Rekrut Karyawan, Kini Tokopedia Punya Lebih dari 5.000 Karyawan Kredit Foto: Instagram/William Tanuwijaya

Nilai-nilai budaya yang dibangun Tokopedia salah satunya nilai melayani yakni consumer focus. Para pemimpin di Tokopedia diharapkan memiliki nilai melayani yan berfokus pada empat pilar yaitu para mitra atau penjual, para pengunjung, para pendukung Tokopedia seperti pemerintah, perbankan, dan terakhir yakni karyawan Tokopedia sendiri yang disebut oleh William sebagai 'Nakama' dari Bahasa Jepang.

Nilai selanjutnya di Tokopedia adalah growth mindset yakni keinginan untuk terus belajar.

"Semua orang di Tokopedia harus memiliki ketulusan seperti seorang guru, tetapi di sisi lain harus memiliki keinginan belajar dan kerendah hatian seperti seorang murid," ujar William.

Bagi William, ini semua penting ditanamkan karena banyak sekali startup yang tumbuh dengan cepat tetapi juga tumbang dengan cepat karena tidak lagi relevan terhadap perubahan pasar.

Terkahir, yakni "Make It Happen, Make It Better" yang berfokus pada inovasi. William terinspirasi dari Tencent yang sukses besar berkat WeChat. Jika tidak berinovasi, maka perusahaan bisa saja mati seperti Nokia dan BlackBerry yang pernah tenar pada masanya.

Tokopedia diawali hanya dengan dua karyawan saat pertama kali launching pada 17 Agustus 2009. Kemudian di tahun berikutnya bertambah menjadi empat orang, yakni engineer dan customer care. Kemudian di tahun berikutnya menjadi 8 orang, dan terus bermutasi dua kali lipat hingga hari ini mencapai 5.000 orang karyawan. Saat pertama kali mendapatkan pendanaan di tahun 2014, jumlah karyawan Tokopedia hanya 80 orang.

Lebih lanjut, William mengatakan founder startup yang sukses pasti memiliki 'Factor Why' yang kuat terhadap produk yang dihasilkan. Mereka yakin akan produk yang mereka buat pasti bisa menyelesaikan masalah. Karena itu, mereka tidak akan mengabaikan komplain sekecil apapun.

Dalam memilih karyawan, William tidak pernah melihat CV mereka. Karena yang terpenting adalah mindset serta skill yang dimiliki. William akan lebih mendengarkan cerita kandidat dalam merekrut dibandingkan melihat latar belakang. Ini karena ia bukanlah seseorang dengan latar belakang pendidikan ternama. Ia bahkan tak bisa berbahasa Inggris saat baru mendirikan Tokopedia. William sadar akan hal itu, karena itulah ia tak merekrut kandidat dengan melihat latar belakang mereka.

William akan selalu menanyakan satu pertanyaan ini kepada kandidatnya: "Jika kamu hanya boleh mendeskripsikan dirimu hanya dengan satu kata, kata apa itu?"

Kata-kata itulah yang akhirnya mengumpulkan karyawan dengan beragam karakter tetapi memiliki nilai yang sama. William belajar saat baru mendirikan Tokopedia, ia hanya merekrut orang-orang yang memiliki karakter yang sama. Setelah mendapatkan pendanaan dari Seqioa Capital, barulah ia diarahkan untuk menjadikan Tokopedia seperti pintu terbuka yang merekrut siapa saja, dari beragam latar pendidikan dan karakter berbeda.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: