Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Solusikan Pengadaan Kontainer, Eksportir Apresiasi Kemendag

Solusikan Pengadaan Kontainer, Eksportir Apresiasi Kemendag Kredit Foto: Agus Aryanto

Mengutip data GAPMMI berkaitan kekurangan kontainer sejauh ini. Ia menyebutkan ongkos logistik mengalami peningkatan, sehingga menekan volume angkut barang. Akibatnya, terjadi penurunan volume ekspor barang berupa produk mamin sekitar 6-7%.

Karena itu, sebut Rendy, semestinya potensi peningkatan nilai ekspor tanpa gangguan kontainer bisa lebih tinggi 6-7%, dari torehan ekspor mamin yang saat ini berkisar US$19,6 miliar.

Artinya, jika tanpa gangguan kelangkaan kontainer, ekspor mamin semestinya bisa tumbuh maksimal hingga menyentuh US$20,97 miliar. Ia pun menilai, inisiasi atas kontainer ini juga bisa menjaga kinerja perdagangan di sisa tahun."Ya terutama dalam meningkatkan kinerja ekspor di kuartal empat 2021," ujarnya.

Terhadap persoalan kontainer, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memastikan ada tambahan suplai kontainer 800-1.000 unit per bulan. Lutfi menjelaskan komitmen tambahan kontainer datang dari berbagai negara. Kesepakatan terjadi setelah pemerintah mempertemukan eksportirdengan kalangan usaha. Kemendag menggamit Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia, sertaOperator pelayaran jalur utama (Main Line Operator/MLO) untuk mencari solusi akan kekurangan kontainer.Dan,kelangkaan kontainer terjadi bukan hanya di Indonesia.

Baca Juga: Teten: Kelangkaan Kontainer Hadang Ekspor UMKM

Meski begitu, ia menyebut Indonesia sebenarnya butuh hingga 1.000 kontainer per minggu. Hal ini untuk menunjang tingginya permintaan pasar. Hal ini untuk menunjang ekspor furnitur. Lutfi menyatakan,pasokan kontainer juga bertambah untuk sektor makanan dan minuman sebanyak 3.500-3.800 unit per bulan. Tambahan suplai ini merupakan solusi dari kelangkaan kontainer yang terjadi beberapa waktu terakhir.

"Kelangkaan peti kemas (kontainer) masalah serius datangnya order akibat perang dagang AS dan China," ungkap Lutfi dalam konferensi pers secara daring, Kamis (30/9).

Ia mengatakan, Indonesia kebanjiran pesanan dari berbagai negara lantaran ekses perang dagang antara China dan AS. "Ini bisa dimanfaatkan untuk ekspor industri elektronika, alas kaki, garmen, dan furnitur," terang Lutfi

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: