Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Permintaan Lemah Sebabkan Deflasi 0,04% di September 2021

Permintaan Lemah Sebabkan Deflasi 0,04% di September 2021 Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2021 mengalami deflasi 0,04% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi 0,03% (mtm).

Perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi kelompok volatile food dan penurunan inflasi kelompok inti, di tengah peningkatan inflasi kelompok administered prices.

Secara tahunan, inflasi IHK September 2021 tercatat 1,60% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,59% (yoy). Baca Juga: BPS: Terjadi Deflasi 0,04% di September 2021

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, kelompok inti pada September 2021 mencatat inflasi 0,13% (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21% (mtm). 

"Berdasarkan komoditasnya, penurunan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas emas perhiasan seiring pergerakan harga emas global," ujar Erwin di Jakarta, Jumat (1/10/2021).

Penurunan inflasi inti lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas sewa rumah seiring mobilitas masyarakat yang membaik akibat pelonggaran pembatasan aktivitas. Secara tahunan, inflasi inti September 2021 tercatat sebesar 1,30% (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,31% (yoy).

"Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi," pungkasnya.

Sementara kelompok volatile food mencatat deflasi 0,88% (mtm) pada September 2021, lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,64% (mtm). Penurunan harga pangan bergejolak terutama didorong oleh penurunan harga telur ayam ras dan komoditas hortikultura seiring terjaganya pasokan pada masa panen. Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) global.

"Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 3,51% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,80% (yoy)," ungkapnya. Baca Juga: Tak Takut Inflasi, Kondisi Ini Lebih Bikin Miliarder AS Menggigil Ngeri!

Kelompok administered prices pada September 2021 mencatat inflasi 0,14% (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,02% (mtm). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas aneka rokok seiring berlanjutnya dampak kenaikan cukai tembakau.

Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 0,99% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,65% (yoy).

"Ke depan, BI tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi 2021 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0% ± 1%," tukas Erwin.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: