Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Korban 'Amukan' Risma, Staff PKH Mengaku Sudah Maafkan Mensos

Jadi Korban 'Amukan' Risma, Staff PKH Mengaku Sudah Maafkan Mensos Kredit Foto: Antara/Rony Muharrman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program Keluarga Harapan (PKH) Fajar Sidik Napu yang menjadi sasaran amarah Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini saat rapat di Kota Gorontalo pada Kamis (30/9), menemui Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Keduanya bertemu di kediaman pribadi Rusli di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Ahad (3/10).

Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo itu pun meminta agar Fajar memaafkan ulah Mensos Risma. Rusli sengaja mengundang Fajar untuk mendengarkan klarifikasi langsung dari korban aksi marah marah Risma. Rusli juga menyemangatinya agar para pendamping PKH tetap tulus dan ikhlas bekerja mendampingi warga penerima bantuan sosial (bansos).

"Jadi Pak Fajar, mungkin ibu menteri saat itu lagi capai jadi bisa kesal. Saya minta maafkan ibu menteri dan memaafkan saya juga, Ini hanya miskomunikasi antara kita," kata Rusli dikutip dari lama resmi Pemprov Gorontalo.

Rusli mengaku sudah menerima WhatsApp pribadi dari Risma. Pesan dikirim Risma ke istrinya, yaitu Idah Syahidah yang berstatus anggota Komisi VIII DPR, yang menjadi mitra Kementerian Sosial (Kemensos).

Politikus Partai Golkar itu pun juga sama-sama minta maaf jika ada komentar yang dianggap membuat Risma tidak enak hati. "Sebagai gubernur juga saya meminta maaf kepada Ibu Menteri jika ada kalimat, sikap saya yang menyinggung Ibu Menteri untuk mohon dimaafkan," ucap Rusli.

Dia mengaku, tidak ingin memperpanjang masalah itu. Rusli meminta semua pihak menyikapi masalah Risma versus pendamping PKH secara bijak. Rusli pun mengaku sayang ke Mensos Risma. Hanya saja, ia hanya tidak ingin sikap sering marah-marah Risma ke orang kecil terus berlanjut di daerah lain.

"Saya takutnya Ibu Menteri bertemu dengan warga yang tingkat kecerdasannya kurang, kita katakan sumbu pendek atau gimana maka ibu menteri yang balik diserang. Itu yang tidak kita harapkan. Mudah mudahan ini yang pertama dan terakhir," kata Rusli.

Dia pun berharap agar permasalahan itu diakhiri saja. Rusli memastikan, komentar yang dibuatnya sebelumnya adalah bentuk tanggungjawabnya sebagai gubernur sebagaimana Risma datang sebagai seorang menteri ke Provinsi Gorontalo. Rusli menegaskan, komentarnya kepada Risma tidak ada kaitannya dengan politik dan partai politik mana pun.

"Jadi sudah clean and clear ini semata mata miskomunikasi. Jadi jangan digiring jadi opini politik. Tidak ada hubungan sama sekali. Saya bicara sebagai gubernur, Pak Fajar sebagai koordinator, Ibu Risma datang, bukan sebagai kader partai, tapi sebagai Mensos RI," ucap Rusli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: