Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Benar Covid-19 Bisa Menyebabkan Diabetes?

Apa Benar Covid-19 Bisa Menyebabkan Diabetes? Kredit Foto: Unsplash/Marcelo Leal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Covid-19 dilaporkan dapat menginfeksi sel penghasil insulin dalam pankreas dan mengubah fungsinya. Temuan ini sekaligus menjelaskan mengapa beberapa orang yang sebelumnya sehat bisa mengembangkan diabetes setelah tertular virus SARS-CoV-2.

Di beberapa negara pasien diabetes baik saat terinfeksi Covid-19 maupun setelah pulih dari Covid-19 jumlahnya meningkat. Berbagai teori telah dikemukakan untuk menjelaskan peningkatan ini, salah satunya adalah virus menginfeksi sel pankreas melalui reseptor ACE2 yang persis seperti yang ditemukan di permukaan sel paru-paru dan mengganggu kemampuannya memproduksi insulin, hormon yang membantu tubuh mengatur kadar glukosa dalam darah.

Baca Juga: Apakah Vaksin Covid-19 Aman untuk Penderita Diabetes?

Respons antibodi yang berlebihan terhadap virus dapat secara tidak sengaja merusak sel pankreas, atau peradangan di area tubuh lain mungkin membuat jaringan kurang responsif terhadap insulin.

Untuk menyelidikinya, Prof Shuibing Chen di Weill Cornell Medicine di New York menyaring berbagai sel dan organoid (kelompok sel yang tumbuh di laboratorium yang meniru fungsi organ) untuk mengidentifikasi mana yang dapat terinfeksi oleh Covid-19. Hasilnya menunjukkan bahwa organoid paru-paru, usus besar, jantung, hati, dan pankreas semuanya dapat terinfeksi, seperti halnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin.

Eksperimen lebih lanjut mengungkapkan bahwa sel beta penghasil insulin di dalam pankreas juga rentan. Bahkan setelah terinfeksi, sel-sel ini menghasilkan lebih sedikit insulin, serta hormon yang biasanya diproduksi oleh sel pankreas yang berbeda.

Baca Juga: Sedih... Covid-19 Belum Usai, Penyakit Ini Disebut Bisa Munculkan Pandemi yang Lebih Dahsyat

“Kami menyebutnya transdiferensiasi. Mereka pada dasarnya mengubah cell fate mereka, jadi alih-alih menjadi sel beta hardcore yang mengeluarkan banyak insulin dan mulai mencampurkan hormon yang berbeda. Ini bisa memberikan wawasan lebih lanjut tentang mekanisme patologis Covid-19,” kata Prof Shuibing Chen seperti dilansir dari The Guardian.

Para ilmuwan juga telah mengamati fenomena serupa pada beberapa individu dengan diabetes tipe 2. Namun belum jelas apakah perubahan yang dipicu oleh infeksi Covid-19 ini bersifat permanen atau tidak.

“Kita tahu bahwa beberapa pasien yang kadar glukosa darahnya sangat tidak stabil ketika mereka berada di unit perawatan intensif dan pulih dari Covid-19, beberapa di antaranya juga pulih (pengendalian glukosa), menunjukkan bahwa tidak semua pasien akan permanen,” kata Chen.

Baca Juga: Apa Itu Diabetes Tipe 3?

Penelitian terpisah oleh Prof Francesco Dotta di University of Siena Italia mengonfirmasi bahwa Covid-19 menyerang sel pankreas dengan menargetkan protein angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang memicu peningkatan produksi insulin.

Kadar ACE2 juga meningkat di bawah kondisi peradangan, yang mana ini begitu menentukan karena penderita diabetes tipe 2 mungkin sudah mengalami peradangan di dalam pankreas mereka.

“Ini berarti sel beta penghasil insulin ini bisa lebih rentan terhadap infeksi virus ketika meradang,” kata Dotta.

Temuan ini juga dapat menyiratkan bahwa penderita diabetes atau pradiabetes memiliki risiko lebih besar mengalami disfungsi pankreas jika mereka terkena Covid-19.

“Pasien diabetes pada umumnya tidak lebih rentan terhadap infeksi Covid-19 dalam hal frekuensi, tetapi begitu mereka terinfeksi mereka mengalami komplikasi yang lebih parah dan gangguan metabolisme yang parah,” kata Dotta.

Baca Juga: Penting! Ini Alasan Mengapa Penderita Diabetes Perlu Melakukan Vaksinasi Covid-19

“Studi ini tampaknya konsisten dalam mendukung alasan biologis untuk gagasan bahwa Covid-19 dapat meningkatkan risiko pengembangan diabetes pada orang yang memiliki kecenderungan untuk itu, atau bahkan berpotensi sepenuhnya dari awal,” kata Prof Francesco Rubino, ketua bedah metabolik di King's College London.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: