Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transisi Energi Global Tunjukkan Keniscayaan yang Tidak Dapat Dihindari

Transisi Energi Global Tunjukkan Keniscayaan yang Tidak Dapat Dihindari Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisaris Utama ATW Group, Eddie Widiono, mengungkapkan bahwa peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya oleh Sampoerna Kayoe dinilainya penting. Sebab, keputusan tersebut sejalan dengan kuatnya tekanan transisi energi secara global yang tertera dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk mencapai penggunaan energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025.

"Hari ini jumlahnya masih cukup jauh dan kita harus memperbaiki strategi kita. Dulu kita mengandalkan PLT Angin dan PLT Panas Bumi. Sekarang dalam waktu pendek, PLTS akan menjadi pilihan penting kita," ujarnya dalam Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 1,7 MWp Sampoerna Kayoe bersama ATW Group di Jombang, dikutip secara daring di Jakarta, Rabu (6/10/2021).

Baca Juga: Sampoerna Kayoe Resmikan PLTS Berkapasitas 1,7 MWp

Berdasarkan pengamatannya, lanjut Eddie, saat ini tengah terjadi pertumbuhan gerakan dunia untuk memastikan agar suhu atau temperatur bumi pada pada tahun 2015 tidak mencapai 2 derajat celcius.

Selanjutnya, pertemuan yang akan membahas perubahan iklim di Glasgow pada bulan November 2021, para pemimpin dunia akan mendeklarasikan agar menjaga suhu bumi tetap di bawah 1,5 derajat celcius. Hal tersebut perlu dilakukan agar kerusakan yang dialami bumi akibat dari perubahan iklim dapat dicegah dan diperbaiki.

Hal tersebut direspons dengan antisipasi perusahaan industri gerakan dunia yang bernama Renewable Energy One Hundred, sebuah perkumpulan industri multinasional yang memiliki komitmen pada pencapaian nett zero emisi karbon dapat dilakukan secepat mungkin. Bahkan, beberapa di antaranya dengan ambisius menargetkan pada 2030 tidak akan menghasilkan emisi karbon dari industri yang diproduksinya.

Karena itu, Eddie menyambut baik dengan diterbitkannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang memberikan porsi EBT sebesar 51 persen yang di dalamnya memuat tentang pembangunan 4.600 MW PLTS.

"Hari ini kerja sama dengan Sampoerna Kayu sangat konsen pada keberlanjutan denganĀ  mengandalkan keberlanjutan kayu yang diproduksi merupakan partner yang cocok bagi kita dalam mendorong penggunaan EBT," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: