Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Profesor Singapura Puji Jokowi Jenius, Begini Reaksi Gibran

Profesor Singapura Puji Jokowi Jenius, Begini Reaksi Gibran Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Profesor dari National University of Singapore, Kishore Mahbubani, memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius. Adanya pujian tersebut, putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menanggapinya dengan santai.

Gibran yang juga menjabat sebagai Wali Kota Solo itu mengaku malah belum mengetahui adanya penilaian jenius yang disematkan kepada sosok Presiden Jokowi. Mahbubani yang merupakan peneliti dari perguruan tinggi di Singapura itu memang dikenal sebagai akademisi yang fokus pada kebijakan publik.

Baca Juga: Jokowi Menolak Jadi Presiden Lagi, Eh Rizal Ramli Nggak Percaya: Reputasi Pak Jowowi Payah

"Jenius, jenius apa tho. Ada tho (penilaian itu)?" kata dia yang mengaku baru mendengar kabar itu, melansir VIVA, Jumat (8/10).

Ketika disinggung mengenai penilaian itu, Gibran pun menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai sosok Presiden ke-7 Republik Indonesia itu. "Biar warga saja yang menilai tho, kok saya yang menilai," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, tulisan Kishore Mahbubani yang dirilis Porject Syndicate pada Rabu, 6 Oktober 2021, berjudul "The Genius of Jokowi" menjadi perbincangan di Tanah Air. Project Syndicate adalah sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional.

Dalam tulisannya, Prof Mahbubani memuji Jokowi sebagai pemimpin berpenduduk mayoritas Muslim terbesar, menghasilkan pemimpin yang dipilih secara demokratis paling efektif di dunia saat ini.

Profesor sekaligus peneliti institut di National University of Singapore ini mengisahkan Jokowi sebagai sosok yang jenius dan luar biasa karena telah berhasil memimpin salah satu negara paling sulit di dunia untuk diperintah.

Indonesia membentang 5.125 kilometer (3.185 mil) dari timur ke barat, membuatnya lebih luas dari benua Amerika Serikat, dan terdiri dari 17.508 pulau.

Selain itu, hanya sedikit negara besar yang dapat menandingi keragaman etnisnya. Ketika ekonomi Indonesia menyusut 13,1 persen pada tahun 1998 sebagai akibat dari krisis keuangan Asia, banyak pakar meramalkan bahwa negara akan runtuh, seperti Yugoslavia.

"Dengan latar belakang ini, Jokowi telah melakukan lebih dari sekadar memerintah secara kompeten. Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya," tulisnya di laman project-syndicate.org.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: