Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebut Jokowi Gagal, Rocky Gerung Kena Sentil

Sebut Jokowi Gagal, Rocky Gerung Kena Sentil Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi blak-blakan sentil pernyataan Rocky Gerung yang terlalu mendramatisir menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal.

Hal tersebut diungkapkan Burhanuddin Muhtadi merespons pernyataan Rocky Gerung yang tidak sepakat dengan pernyataan Profesor Nasional University of Singapore, Kishore Mahbubani.

Baca Juga: Terungkap Jelas! Profesor Singapura yang Puji-puji Jokowi Ternyata...

Sebelumnya, Kishore Mahbubani memberikan pujian pada Presiden Jokowi melalui artikel yang dipublikasikan berjudul The Genius of Jokowi pada 6 Oktober 2021.

Dalam tulisannya, Mahbubani menuliskan capaian Jokowi selama 7 tahun menjadi presiden Republik Indonesia.

Poin penting yang disampaikan oleh Mahbubani, Jokowi disebut mampu menjaga stabilitas politik bahkan menyatu dengan lawan politiknya.

Bahkan dalam tulisannya, Mahbubani menyebut tidak dapat disangkal Jokowi adalah pemimpin paling efektif.

Mahbubani juga menjabarkan program program yang dijalankan Jokowi terkait Pendidikan, sosial, dan infrastruktur.

Menurut Mahbubani keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas.

Menurutnya, Jokowi memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia.

Mahbubani juga menyebut Jokowi memimpin di salah satu negara yang terkenal paling sulit diperintah di dunia.

Kishore Mahbubani adalah Profesor Asia Research Institute National University of Singapura.

Merespons hal tersebut, Burhanuddin mengaku ingin lebih proporsional melihat beberapa tulisan Mahbubani terkait Jokowi.

"Kalau gagal semua hal menurut saya Rocky Gerung juga terlalu mendramatisasi," tegas Burhanuddin Muhtadi dalam keterangannya, Jumat (8/10).

Menurut Burhanuddin Muhtadi, apa yang disampaikan Mahbubani melalui tulisannya memiliki dasar empirik.

"Misalnya soal panjang tol itu dia merujuk pada riset yang dilakukan oleh seorang ahli mengenai infrastruktur, kemudian mengenai polarisasi yang turun pasca dia menarik Pak Prabowo dan Pak Sandi dalam Kabinet itu juga ada dasarnya," jelas Burhanuddin Muhtadi.

"Jadi polarisasi tidak separah di Amerika Serikat, itu dasar empiriknya jelas," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: