Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mumtaz Rais Bakal Beri Sumbangan ke Pesantren Asal Dapar Dukungan di 2024, Politik Uang Bukan?

Mumtaz Rais Bakal Beri Sumbangan ke Pesantren Asal Dapar Dukungan di 2024, Politik Uang Bukan? Kredit Foto: Instagram/Ahmad Mumtaz Rais
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deputi Hukum dan Kepemiluan Sigma Imam Nasef merespons soal viralnya video Mumtaz Rais di media sosial.

Dalam video tersebut, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) akan menyumbang Rp 100 juta ke Pondok Pesantren asuhan dari Gus Miftah, tetapi dengan syarat dukungan di Pemilu 2024.

Imam Nasef mengatakan, isu ini sebenarnya masih dalam ranah abu-abu.

"Karena indikator untuk menentukan apakah suatu persitiwa itu politik uang atau bukan berdasarkan UU Pemilu setidaknya ada tiga yg bersifat kumulatif," kata Imam Nasef kepada GenPI.co, Minggu (10/10).

Baca Juga: Amien Rais Mendadak Blak-blakan: Ini Adalah Hasil Reformasi!

Pertama, subyeknya harus peserta pemilu atau pelaksana tim kampanye. Dan yang kedua, obyeknya berupa uang atau barang.

"Adapun, yang ketiga, waktunya harus pada saat tahapan pemilu," terangnya.

Menurutnya, dari ketiga indikator di atas, memang hanya indikator kedua yang mungkin yang terpenuhi.

Hal itu membuat konteks polemik ini agak sulit mengkategorikannya sebagai money politics sebagaimana yang dimaksud UU Pemilu.

Sementara itu, menurut Pengamat politik digital Bambang Arianto mengungkapkan bahwa video Mumtaz Rais terkesan hanya mengejar elektabilitas digital semata.

Sebab selama ini nama dan ketokohan Mumtaz Rais sebagai figur politik kurang populer di media sosial.

Baca Juga: Suara Tegas Amien Rais Beberkan Beda Pak SBY dan Pak Jokowi, Isinya Wow!

Terkait konten video yang digunakan lebih menyerupai kampanye politik digital kebanyakan.

Tapi, menariknya dalam video tersebut diselipkan materi sumbangan untuk sebuah pondok pesantren.

"Nah, disinilah letak kontroversialnya karena menyinggung nama pondok pesantren," ucapnya belum lama ini.

Tentu penyebutan ini akan memancing sentimen warganet yang kebetulan memiliki kultur sama atau hubungan dengan pondok pesantren tersebut.

Inilah yang kemudian menimbulkan banyak sentimen dari warganet baik positif, negatif maupun netral sehingga akhirnya viral. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: