Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Toxic Productivity Perlu Dihindari Agar Kesehatan Mental Terjaga

Toxic Productivity Perlu Dihindari Agar Kesehatan Mental Terjaga Kredit Foto: Unsplash/Yogendra Singh
Warta Ekonomi -

Melakukan banyak kegiatan saat berada di rumah saja akibat Covid-19 merupakan hal yang sangat positif. Namun, siapa yang mengira, jika kita tak mengenal batas yang jelas antara menjadi produktif dan produktivitas toksik, maka mungkin yang kita lakukan adalah yang kedua. 

Baca Juga: Kenapa Penderita Diabetes Mengalami Penurunan Berat Badan Tanpa Adanya Usaha?

Menurut siaran pers dari platform kesehatan Riliv yang diterima, pada umumnya, toxic productivity adalah istilah lain dari overworking, workaholic, dan kata-kata yang menggambarkan kita sebagai pribadi yang terlalu banyak bekerja hingga mengesampingkan istirahat. 

Salah seorang psikolog Riliv,  Graheta Rara Purwasono mengatakan, toxic productivity itu memunculkan rasa bersalah kalau tidak mengerjakan sesuatu. Pada akhirnya, kita mengalami burnout atau stres yang membahayakan kesehatan, dan itu harus dihindari. 

Berikut adalah tips bagaimana caranya agar kita tidak lagi toxic productivity.

Buat batasan yang jelas

Ketika pekerjaan adalah satu-satunya hal yang berputar dalam pikiranmu, maka sulit untuk memikirkan hal lain yang sama pentingnya. Misalnya mendapatkan istirahat yang berkualitas, atau menghabiskan waktu bersama keluarga terkasih.

Kita bisa menentukan batasan yang mengubah mindset-mu dari yang hanya memikirkan pekerjaan ke hal-hal lain yang berarti dalam hidup, seperti misalnya tidak boleh bekerja selama tiga jam tanpa diselingi break. Selanjutnya, harus quality time dengan keluarga di minggu ini dan harus tidur cukup selama 8 jam setiap hari.

Baca Juga: Bahaya! Jika Menemukan Tanda Ini pada Tubuh Anda saat Buang Air, Segera Temui Dokter karena...

Terapkan professional detachment

Bagi orang-orang yang meeting lima kali dalam sehari, atau lebih. Ingat, ada yang lebih penting daripada pekerjaan, dan itu adalah kesehatan fisik dan mental sendiri.

Pahami bahwa menjadi pekerja bukanlah identitas kita satu-satunya. Kita  bukan hanya seorang pekerja, tetapi juga orang tua, pacar, teman, dan lain sebagainya. Saat kita menerapkan “professional detachment”, kamu memperlakukan pekerjaan sebagai sesuatu yang akan kamu tangani setelah menjalankan tanggung jawab lain di luar itu.

Praktikkan mindfulness

Sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau mindfulness dapat membantu berhubungan dengan dunia dengan cara yang lebih sehat. Melalui mindfulness, kita akan lebih mudah untuk menyadari apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan pikiranmu, dan hal itu bukan toxic productivity. 

Kamu dapat menerapkan mindfulness dengan meditasi di Riliv Hening. Mudah dan praktis. Hanya perlu duduk diam, pejamkan mata, dan pikiranmu akan dijernihkan.

Baca Juga: Sperma Baik untuk Kesehatan Kulit, Benar atau Salah? Ternyata...

Produktivitas yang baik adalah produktivitas yang memberimu waktu untuk beristirahat. Pada saat yang bersamaan itu mendorong mencapai tujuan dengan cara yang sehat!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: