Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manfaat Lingkungan Kelapa Sawit bagi Kalimantan Tengah

Manfaat Lingkungan Kelapa Sawit bagi Kalimantan Tengah Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di Kalimantan Tengah, perkebunan kelapa sawit turut menjadi bagian dari paru-paru ekosistem. Emisi gas karbondioksida yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan, perumahan, transportasi, pabrik, dan lain-lain diserap perkebunan kelapa sawit dan diubah menjadi oksigen untuk kehidupan.

"Makin luas kebun sawit dan makin tinggi produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), sampah karbodioksida yang dibersihkan oleh kebun sawit di Kalimantan Tengah juga makin besar," catat laporan Gapki.

Baca Juga: Jepang Berpotensi Jadi Target Pasar Sawit Indonesia, Ini Syarat Utamanya

Perkebunan sawit juga meningkatkan biomassa dan stok karbon lahan sehingga lahan perkebunan tidak akan berubah menjadi tandus. Data Chan K.W (2000) mencatat, pohon kelapa sawit berumur 19–24 tahun mampu menghasilkan biomassa sebanyak 113,2 ton/hektare dan stok karbon 45,28 ton/hektare.

Perkebunan kelapa sawit juga memiliki sistem konservasi tanah dan air yang berkelanjutan, yakni berupa struktur pohon dan kanopi, cover crop, daur ulang biomassa, dan sistem biopori perakaran sawit.

Kebun sawit ternyata relatif hemat air, baik diukur dengan indikator evapotranspirasi maupun kebutuhan air untuk setiap satuan bioenergi yang dihasilkan. Data Henson (1999) dan PPKS (2005) menemukan, berdasarkan indikator evapotranspirasi, perbandingan tata air kebun sawit dengan hutan menunjukkan nilai yang cukup signifikan.

Tata air hutan tropis tercatat 1.560–1.620 mm/tahun, sementara tata air perkebunan kelapa sawit, yakni 1.610–1.750 mm/tahun. Persentase curah hujan yang digunakan oleh perkebunan kelapa sawit ialah sebesar 40 persen dari curah hujan tahunan sehingga secara relatif kebun sawit hemat air.

Selain itu, polusi tanah dan air pada kebun sawit lebih rendah dibandingkan tanaman minyak nabati lain.

Biodiesel sawit menghemat 62 persen emisi CO2. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan kemampuan biodiesel berbahan kedelai, rapa dan, bunga matahari dalam menyerap emisi CO2. Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan teknologi biogas dapat menurunkan emisi karbon dan menghasilkan biogas dan biolistrik.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: