Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keheranan Refly Harun: Allahu Akbar! Bingung Sama Petugas dan Negara Ini...

Keheranan Refly Harun: Allahu Akbar! Bingung Sama Petugas dan Negara Ini... Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun dibuat geleng kepala dengan insiden seorang mahasiswa yang dibanting oleh salah seorang polisi hingga pingsan. Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu melalui video yang tayang di kanal YouTube Refly Harun.

Dalam video tersebut, Refly Harun menyayangkan tindakan aparat kepolisian yang membanting mahasiswa di tengah aksi demonstrasi di Kantor Bupati Tangerang pada Rabu 13 Oktober 2021. Refly Harun mengaku bingung melihat sikap dari petugas kepolisian terhadap mahasiswa tersebut. Apalagi, tindakan keras terhadap mahasiswa itu sering terjadi saat aksi demonstrasi.

Baca Juga: Refly Harun Blak-blakan Sentil Prabowo Subianto, Isinya Menohok

"Allahu Akbar ya, kita bingung sama petugas dan negara ini. Berkali-kali kita sebutkan yang namanya unjuk rasa, yang namanya demonstrasi itu adalah hak konstitusional," tegas Refly Harun dikutip GenPI.co, Kamis (14/10).

"Dijamin tidak hanya Undang-Undang, tapi Undang-Undang Dasar," sambungnya.

Menurut Refly Harun, seharusnya aksi unjuk rasa itu dikawal dengan damai. Refly Harun mengungkapkan, aparat keamanan bisa bernegosiasi dengan peserta demo agar tak terjadi keributan.

"Namanya mengamankan aksi unjuk rasa, harusnya unjuk rasa itu dikawal dan bisa dengan damai. Caranya apa? Ya caranya bernegosiasi," jelas Refly Harun.

"Misalnya kalau mau datang ke Kantor Bupati, menemui Bupati, kenapa tidak diberikan, disuruh masuk ke halaman, justru kan mudah, dilokalisasi, silakan sampaikan aksi demonstrasi, lalu beberapa perwakilannya disuruh menghadap untuk berdialog dengan bupati," lanjutnya.

Namun, Refly Harun mengingatkan, dalam setiap aksi demonstrasi justru malah selalu ada adangan dari aparat yang malah berujung pada kericuhan.

"Tapi dalam setiap demonstrasi selalu saja ada adangan petugas yang menyebabkan terjadinya atau munculnya kericuhan. Orang bilang 'karena ada provokator', justru itulah fungsi pengamanan untuk memastikan tidak ada provokator yang bisa membuat aksi demonstrasi ini kemudian berjalan tidak pada alur konstitusionalnya," tegas Refly Harun.

Seperti diketahui, sebelumnya seorang mahasiswa mengalami kejang-kejang dan pingsan usai dibanting dengan cara di-smackdown oleh aparat kepolisian. Polisi yang membanting mahasiswa tersebut telah menyampaikan permintaan maaf dan siap untuk bertanggung jawab dan menanggung segala konsekuensi atas tindakannya tersebut.

Sementara itu, mahasiswa yang bernama Faris mengaku bahwa ia sudah baik-baik saja. Faris menjelaskan bahwa dirinya memang memiliki penyakit epilepsi sehingga ia sempat kejang sebelum akhirnya pingsan.

Saat ini, mahasiswa tersebut mengatakan bahwa ia tidak apa-apa dan hanya merasakan pegal usai dibanting oleh petugas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: