Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suara Azan di Wilayah Anies Disorot Media Asing, MUI Geram: Di Belakangnya Orang Komunistik

Suara Azan di Wilayah Anies Disorot Media Asing, MUI Geram: Di Belakangnya Orang Komunistik Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Majelis Ulama Indonesia (MUI) geram dengan laporan media asing Agence France-Presse (AFP) yang menyoal suara azan di masjid-masjid di Jakarta.

Di dalam laporan itu media yang berpusat di Paris itu mengatakan suara Azan di kota yang di Pimpin Gubernur Anies Baswedan itu berisik.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Buya Anwar Abbas mengaku, dirinya yakin jika orang-orang yang mempermasalahkan hal ini adalah mereka yang berhaluan komunis danmereka yangtak beragama.

"Kalau memang masalah azan tersebut yang mereka persoalkan maka saya berkeyakinan dibelakangnya saya perkirakan adalah orang-orang yang punya pandangan komunistik atheistik dan sekuleristik yang memang memusuhi dan benci terhadap agama terutama agama Islam," kata Anwar Abbas seperti dilansir dari Populis.id, Jumat (15/10/2021).

Baca Juga: Tak Terima Disebut Gubernur Radikal, Anies Lantang: Tunjukkan Kebijakan Mana yang Diskriminatif!

Anwar Abbas mengatakan, laporan media asing jelas mengusik umat muslim, sebab kumandang azan adalah bagian dari peribadatan.

“Kalau yang mereka kritik itu suara azan dan mereka minta supaya jangan ada suara azan wah ini berat masalahnya. Karena ini jelas-jelas mengusik masalah ibadah dan keyakinan umat Islam," tegasnya.

Terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga ikut menanggapi hal ini. Politisi Gerindra itu meminta agar media asing itu tidak menyoal suara azan Ibu Kota, dia meminta mereka menghormati hal ini, sebab kumandang azan untuk memanggil umat Muslim agar segera beribadah.

"Jadi tidak usah dipermasalahkan, jadi segera bisa disampaikan bahwa ini adalah Indonesia, yang mayoritas muslim, ya warganya setiap jam salat selalu ada panggilan untuk salat," ucapnya.

Ariza mengatakan, masyarakat Ibu Kota telah terbiasa dengan hal-hal seperti, walau Ibu Kota dihuni oleh penduduk yang berbeda-beda latar belakang agamanya, tetapi Ariza mengatakan masyarakat Jakarta punya toleransi tinggi dan tetap saling menghargai.

"Ini kan negara yang besar dan sangat demokratis. Kami menghargai satu sama lain, dan azan itu kan tidak berlama-lama hanya beberapa menit saja," tandasnya.

Baca Juga: Media Asing Soroti Azan di DKI, MUI Turun Tangan: Jangan Dibilang Itu Berisik!

Sekadar diketahui, dalam laporan media asing yang berpusat di Paris tersebut, seorang warga mengeluhkan suara azan yang terlalu keras pada pukul 03.00 dini hari. Ia mengaku memiliki gangguan kecemasan, hingga mual ketika mendengar suara azan itu.

"Tidak ada yang berani untuk komplain soal itu di sini," ucap warga dengan nama samaran Rina dalam artikel yang berjudul 'Ketakwaan atau gangguan kebisingan? Indonesia mengatasi reaksi volume azan.'

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: