Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelaskan Soal 'Politik Harapan', Rocky Gerung Singgung Pilpres 2024

Jelaskan Soal 'Politik Harapan', Rocky Gerung Singgung Pilpres 2024 Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi -

Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa para akademisi selalu punya harapan untuk pemerintah Indonesia yang lebih baik.

Menurut Rocky, hal tersebut dinamakan politik harapan, karena berkeinginan untuk menjadi lebih baik.

"Namun, politics of hope itu juga ada kesulitannya," ujarnya dalam diskusi daring Kedai KOPI belum lama ini.

Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Gibran Makan Bareng, Pengamat: Bisa Maju 2024 tetapi...

Rocky memaparkan bahwa Pilpres 2024 diibaratkan seperti momen untuk para oligarki mengumpulkan politisi asuhan.

"Sebab, Pemilu 2024 adalah cara formal untuk mengganti pemerintah," paparnya.

Akademisi itu menuturkan bahwa para oligarki selalu memanfaatkan cara formal untuk membentuk politisi asuhan mereka.

"Politisi asuhan itu bisa dikunci dari presidential threshold (PT) dan yang kelola itu hanya mereka yang dapat tiket dari partai politik," tuturnya.

Lebih lanjut, Rocky menilai bahwa pemerintah kemungkinan akan memanfaatkan situasi pandemi covid-19 untuk memperpanjang kekuasaan.

Baca Juga: Jabatan Anies Baswedan Tinggal Setahun, Wagub dan Haji Lulung Kompak Bilang...

Hal itu tercermin dari tidak diperbolehkannya mahasiswa dan LSM untuk berdemo terkait situasi negara.

"Jadi, pencalonan presiden itu dikunci lewat PT dan dipagar oleh pandemi covid-19. Lalu, dipalang oleh Omnibus Law," ungkapnya.

Oleh karena itu, Rocky menilai bahwa Pemilu 2024 akan menjadi ruang tertutup tempat para oligarki beroperasi.

Baca Juga: Kinerja KPK di Tangan Firli Bahuri: Top dan Bertaji

"Di situ akan terjadi OTT, operasi tuker tambah. Dari posisi itu, kita tahu bahwa tak akan ada yang berubah pada 2024," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: