Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gus Miftah: NU Akan Besar jika Saya Ketua Umumnya...

Gus Miftah: NU Akan Besar jika Saya Ketua Umumnya... Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah berkelakar, Nahdlatul Ulama akan besar jika dirinya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU dan Kiai Ahmad Bahauddin alias Gus Baha menjadi Rais Aam PBNU.

"Saya punya gambaran NU ke depan akan besar kalau ketua umumnya saya, ketua Rais Aam-nya Gus Baha," kata Gus Miftah baru-baru ini, melansir VIVA, Minggu (17/10/2021).

Baca Juga: Suara Lantang Orang NU Teriak-teriak ke Jokowi-Megawati: Ini Skandal Pengetahuan!

Muktamar di Lampung

PBNU akan melakukan muktamar ke-34 pada 23 hingga 25 Desember 2021 di Lampung mendatang. Agenda besar dalam muktamar ini adalah menentukan Ketua Umum dan Rais Aam.

Saat ini ada dua nama yang dicalonkan menjadi ketua umum PBNU. Pertama adalah Kiai Said Aqil Siraj yang ingin meneruskan kepemimpinan hingga periode ketiga. Sementara, nama lain adalah Kiai Yahya Cholil Staquf.

"Tentunya siapa yang dicalonkan adalah tokoh terbaik. Karena yang memilih ketua PBNU pada hakikatnya bukan muktamirin, melainkan pilihan langsung Allah SWT," kata pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji ini.

Dicalonkan dan Mencalonkan

Gus Miftah mengatakan dalam pemilihan Ketua Umum PBNU hanya ada dua istilah dicalonkan dan mencalonkan. Selama ini, tokoh yang menjadi ketua umum tidak pernah mencalonkan diri, tetapi dicalonkan. Dua sosok saat ini dianggap merupakan orang-orang terbaik di PBNU.

"Makanya ada istilah di dan me. Dicalonkan atau mencalonkan. Maka, pemimpin NU itu tidak ada yang me tetapi di. Lah saya ini me berarti saya tidak pantas jadi ketua PBNU. Darimana pun boleh ketua PBNU itu. Gus Yahya itu orang baik, Kiai Said itu juga orang baik. Siapapun yang terpilih kita pilih," tutur Gus Miftah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: