Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

?Refly Harun Berani Bertaruh: Hanya Akan Ada 3 Nama yang Diusung oleh PDIP, Yakni...

?Refly Harun Berani Bertaruh: Hanya Akan Ada 3 Nama yang Diusung oleh PDIP, Yakni... Kredit Foto: GenPI
Warta Ekonomi -

Ahli hukum tata negara Refly Harun memberi sorotan terhadap sosok yang dipertimbangkan oleh PDIP untuk maju menjadi calon presiden atau capres 2024.

Menurutnya, hanya ada tiga nama yang memiliki potensi besar diusung oleh partai moncong putih tersebut.

"Saya berani bertaruh hanya akan ada tiga nama yang diusung oleh PDIP. Ananda Prabowo, Puan Maharani, dan Ganjar Pranowo," ujar Refly Harun sebagaimana dikutip dari GenPI.co.

Baca Juga: Rocky Gerung Kena Tampar Orang PDIP: Kecanduan Tampil di Medsos, jadi Asal Ngebacot!

Refly mengatakan Ganjar memiliki peluang diusung apabila dirinya berhasil dijinakkan oleh PDIP. Ia juga mengatakan bahwa nama Ganjar acapkali disinggung oleh internal PDIP terkait deklarasi masyarakat yang mendukungannya.

"Ya seolah-olah hal itu jadi pelanggaran dalam demokrasi. Padahal tidak. Seharusnya PDIP sebagai partai rakyat kecil mau terbuka terhadap kadernya," katanya.

Refly menilai PDIP seharusnya mendukung kader yang ingin maju menjadi calon presiden di Pilpres 2024. Sebab, menurutnya, calon pemimpin tidak harus ditentukan oleh satu sosok saja, yakni Megawati Soekarnoputri.

"Kalau perlu ada konvensi PDIP yang eksklusif untuk kader-kader PDIP saja," ujarnya.

Refly juga merasa bahwa PDIP sangat aneh karena melarang kadernya untuk menyampaikan aspirasi terkait calon presiden dan wakil presiden. Yang lebih aneh lagi, menurut Refly, bangsa ini serasa hanya dikontrol oleh satu sosok saja yakni Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.

"Masa iya nasib bangsa ini hanya ditentukan oleh satu orang saja? Bayangkan? Hanya Megawati yang berhak menunjuk siapa yang berhak jadi calon presiden, kan kacau," papar Refly.

Baca Juga: Ini Dia Prediksi 3 Nama yang Diusung PDIP Sebagai Capres 2024, Jangan Kaget!

Dirinya lantas mengkritisi mekanisme PDIP yang tidak demokratis. Padahal, menurutnya, masyarakat Indonesia menginginkan calon pemimpin yang berasal dari mekanisme tersebut.

"Harusnya kan mekanisme partai ini lebih demokratis, tapi kan saya bukan kader PDIP. Walaupun begitu, saya sebagai rakyat Indonesia ingin mekanisme demokratis saat menentukan calon pemimpin," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: