Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asia Pacific Rayon Raih Primaniyarta Award Sebagai Eksportir Pelopor Produk Baru

Asia Pacific Rayon Raih Primaniyarta Award Sebagai Eksportir Pelopor Produk Baru Kredit Foto: APR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen serat rayon berkelanjutan, Asia Pacific Rayon (APR) meraih penghargaan bergengsi Primaniyarta Award 2021 sebagai perusahaan terbaik dalam mempelopori produk baru berorientasi ekspor.

Apresiasi Primaniyarta Award ini merupakan yang pertama kalinya diraih APR sejak perusahaan memulai operasionalnya pada 2019 lalu. Primaniyarta Award merupakan apresiasi tertinggi dari pemerintah untuk para eksportir berprestasi dalam meningkatkan nilai ekspornya secara berkesinambungan. APR mendapatkan penghargaan untuk kategori Eksportir Pelopor Produk Baru.

Baca Juga: BRI Sabet 3 Penghargaan Tempo Financial Award

Penghargaan tersebut disaksikan secara virtual oleh Presiden Joko Widodo dan diserahkan langsung oleh Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi kepada Direktur APR Basrie Kamba, saat pembukaan Trade Expo Indonesia-Digital Edition 2021, di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Basrie mengatakan prestasi ini tak lepas dari pemasaran produk serat viscose-rayon APR yang tetap menunjukkan kinerja positif meskipun dunia tengah tertekan di tengah pandemi covid19. Sampai hari ini, produk serat viscose-rayon APR telah dipasarkan di 16 negara dengan total volume ekspor mencapai 52% dari total produksi sepanjang tahun lalu, sementara 48% sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.

“Apresiasi Primaniyarta Award kepada APR memacu kami untuk terus mengembangkan produk yang berkualitas agar selalu dapat memenuhi permintaan pasar dunia atas serat viscose-rayon yang berkelanjutan. Penghargaan ini tidak akan kami raih tanpa dukungan dari pekerja di APR, masyarakat lokal, pemerintah daerah di Pelalawan dan Provinsi Riau serta Pemerintah Pusat,” ujar Basrie.

Berlokasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, APR merupakan satu-satunya pabrik serat rayon di Indonesia yang dapat menghasilkan produk ekspor serat stapel buatan (viscose-rayon) yang bahan bakunya (dissolving pulp acacia) dikembangkan dan dikelola di kawasan yang sama.

Memiliki kapasitas produksi sebesar 240.000 ton per tahun, kehadiran APR mengukuhkan posisi Indonesia sebagai produsen viscose-rayon terbesar kedua di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

“Penghargaan ini bagi kami merupakan kebanggaan sekaligus tantangan. Saat ini kami tengah menggandakan kapasitas produksi kami dari saat ini 240.000 ton per tahun menjadi 600.000 ton per tahun pada tahun 2023,” lanjut Basrie.

Basrie juga mengatakan raihan ini sejalan komitmen perusahaan dalam mendukung visi pemerintah dalam mendorong produksi nasional yang berorientasi ekspor. Viscose-rayon merupakan bahan baku tekstil diproduksi di dalam negeri dengan potensi pasar global yang semakin prospektif sejalan dengan meningkatnya tren sustainable fashion.

“Produk viscose-rayon APR kami mendukung konsep berkelanjutan karena bersifat serat alami dan terbarukan, biodegradable (mudah terurai) dan dihasilkan dari pengelolaan bahan baku yang lestari dan bersertifikasi internasional PEFC,” jelas Basrie

APR juga mengedepankan transparansi di seluruh rantai pasokan perusahaan lewat portal “Follow Our Fibre” yang dapat diakses oleh konsumen untuk memastikan bahwa serat viscose-rayon yang dipakai terlacak berasal dari sumber yang dikelola secara berkelanjutan.

Tak hanya itu, APR juga mendukung fesyen yang berkelanjutan lewat semangat “From Plantation to Fashion: Everything Indonesia”. APR juga menginisiasi berdirinya Jakarta Fashion Hub, sebagai salah satu solusi untuk mengkoneksikan industri hulu dan hilir tekstil serta mendukung pengembangan UMKM fashion dan tekstil dalam negeri.

Sebagai informasi, APR merupakan pendatang baru pertama dari industri tekstil yang menerima penghargaan Primaniyarta Award ini sejak 1992.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: