Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rumah Dipenuhi Demonstran, Mark Zuckerberg Dipaksa Mundur dari CEO Facebook!

Rumah Dipenuhi Demonstran, Mark Zuckerberg Dipaksa Mundur dari CEO Facebook! Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kediaman Mark Zuckerberg di Palo Alto pada Minggu sore dipenuhi demonstran yang membunyikan klakson dan menyampaikan pesan kepada sang CEO Facebook untuk keluar dari posisinya sebagai petinggi Facebook.

Para pengunjuk rasa menempelkan tanda di kendaraan mereka yang menyerukan agar Zuckerberg dipecat sebagai CEO dan menyatakan bahwa "Facebook buruk bagi demokrasi". Seorang pelapor baru-baru ini membocorkan ribuan dokumen rahasia yang mengungkapkan Facebook menyebarkan disinformasi dan membahayakan kesehatan mental anak muda.

Baca Juga: Tegas! Mark Zuckerberg Pastikan Facebook Ganti Nama Minggu Depan, Nah Lho Ada Apa?

Melansir Palo Alto Online di Jakarta, Kamis (21/10/21) aksi demo ini diselenggarakan oleh dua organisasi nirlaba yang berbasis di San Francisco: Global Exchange dan Media Alliance. Selain itu, ada Raging Grannies, sebuah kelompok aktivis lokal, dan Code Pink, sebuah organisasi akar rumput progresif yang dipimpin perempuan, juga membantu merencanakan protes tersebut.

Direktur eksekutif Media Alliance Tracy Rosenberg mengatakan hampir tidak mungkin meyakinkan miliaran orang untuk menghapus akun Facebook mereka, jadi, sebaliknya, pengguna seperti dirinya harus menuntut perubahan dari platform.

"Kami secara tidak langsung membayar Facebook dengan waktu, perhatian, dan keterlibatan kami, karena tidak ada Facebook jika kami tidak melakukan itu," kata Rosenberg. "Jadi sebagai pengguna, kami harus memiliki kekuatan kolektif di sini dan kami mencoba mewujudkannya."

Facebook baru-baru ini berada di bawah pengawasan ketat dari publik dan anggota parlemen federal. Ini terjadi setelah Frances Haugen, mantan manajer produk perusahaan, membocorkan dokumen internal dan merinci bagaimana raksasa media sosial itu menyadari bahwa produknya, termasuk Instagram, menyebarkan disinformasi dan berdampak negatif bagi kesehatan mental remaja. Sayangnya, perusahaan memilih untuk menghindari penerapan langkah-langkah keamanan yang efektif.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: