Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Coffee Meets Stocks: Senjata Perangnya Para Investor dan Trader

KOL Stories x Coffee Meets Stocks: Senjata Perangnya Para Investor dan Trader Kredit Foto: Instagram/Theo Derick
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk memulai investasi dan menerima hasil investasi saham tidaklah bisa diperoleh dengan cara instan. Sekelas Warren Buffett yang merupakan salah satu investor legendaris dan miliarder paling dikagumi di dunia saja pernah beberapa kali mengalami kerugian. Strateginya tidak selalu berhasil, meskipun rekor keuntungan Buffett lebih menakjubkan.

Buffet pernah melakukan langkah investasi yang merugikan senilai US$713 juta (Rp10,2 triliun). Keputusan yang tampaknya terburu-buru ini sepertinya ide yang bagus pada saat itu, tetapi justru menjadi kerugian sekarang.

Baca Juga: KOL Stories x Gencar: Menyikapi September Effect yang Menyengat Bursa Saham

Saham yang seharusnya disayang Buffett adalah saham Berkshire Hathaway dari perusahaan energi Occidental Petroleum, serta industri United Airlines. Kedua saham ini anjlok ke level berbahaya pada akhir tahun 2020. Itu merupakan indikasi yang jelas bagi Buffet bahwa waktu sedang berubah, dan mungkin tidak ada harapan untuk rebound. Melawan pola normalnya, dia menarik diri dari pasar.

Akan tetapi, jika Buffett bersabar, dia akan diuntungkan dan tidak hanya dengan selisih kecil. Kedua saham ini mengalami peningkatan tajam pada tahun 2021. Sayangnya untuk Buffet, sudah terlambat.

Saham terburuk tahun lalu terbukti menjadi yang terbaik tahun ini dan mereka yang terjebak melalui penurunan tajam sedang menghitung berkah mereka. Sayangnya bagi Buffet, dia tidak ada di antara mereka.

Belajar dari Buffet, kita sebaiknya memiliki gaya dan senjata dalam berinvestasi agar tidak salah menilai pergerakan suatu saham. Untuk itu, Warta Ekonomi gencar mengedukasi masyarakat soal investasi melalui program KOL Stories dengan mengundang para key opinion leader (KOL) terutama di bidang investasi.

Kali ini KOL Stories berkolaborasi dengan Coffee Meets Stocks untuk membahas terkait dengan Senjata Perang yang Mesti Dimiliki Para Investor dan Trader. Dengan kolaborasi ini, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan ilmu-ilmu untuk berinvestasi di saham.

Memiliki investasi saat ini menjadi salah goal masyarakat karena makin gencarnya edukasi terkait dengan instrumen-intrumen investasi yang dilakukan oleh berbagai pihak. Perencanaan investasi yang tepat menjadi salah satu modal yang harus dimiliki. Lalu, bagaimana cara membuat perencanaan investasi terbaik?

Jadi, saham itu ada dua macam, yaitu trading dan dan investasi. Keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Dalam menjalankan investasi, kita harus memiliki perencanaan terlebih dahulu. Untuk memiliki perencanaan investasi, tetapkan tujuan kita berinvestasi. Baru kemudian kita bisa memilih instrumen investasi apa yang cocok, baru mulai berinvestasi.

Berinvestasi tanpa strategi dan ilmu yang memadai jelas akan membawa dampak buruk yang salah satunya adalah kerugian. Untuk menghindari hal tersebut, apa yang sebaiknya dilakukan para investor?

Sebetulnya, kerugian itu jangan dihindari. Ada dua kerugian yang biasa ditemui, yaitu kerugian yang bisa membuat kita tambah pintar dan kerugian yang hanya membuat kita kesal. Bedanya apa? Kalau kita rugi, tetapi punya tujuan jangka panjang dan terus belajar, kita akan bertambah pintar.

Mental kita akan terbangun dan kerugian tersebut dapat kita evaluasi kembali, mana gaya investasi yang cocok, apakah saham yang volatil atau tidak. Kerugian kedua ini tidak berfaedah karena sebelumnya tidak menetapkan tujuannya dalam berinvestasi. Di dunia saham tidak ada orang yang tidak akan rugi.

Apa saja sih sebenarnya senjata perang yang harus banget dimiliki oleh para investor dan trader?

Sebelumnya, investor harus memiliki mental yang cuek, sedangkan trader harus disiplin. Ini kontraditktif. Menjadi investor harus cuek karena kalau tidak, kalian akan gigit jari. Misalnya ketika menemui saham perusahaan bagus seperti BNI, kalian jual di angka 5.000, seminggu kemudian harganya naik menjadi 7.000.

Senjata untuk para investor dan trader adalah self-awareness. Kita harus tahu kesibukan kita, apakah punya banyak waktu luang atau tidak. Cari tahu tujuan kita, entah itu gulung aset atau mendapat penghasilan tambahan. Sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kita, apakah kita bertujuan untuk memiliki aset selama bertahun-tahun atau mendapat penghasilan.

Nah, mungkin juga masih banyak investor pemula yang menderita rugi, dan memang kerugian bukanlah hal yang bisa dihindari. Namun, apakah ada kiat agar bisa keluar dari kerugian di saham? Kemudian bagaimana cara memilih saham yang tepat?

Jawaban paling standarnya adalah edukasi. Namun, kita juga harus mengerti tipe-tipe saham. Contoh, saham BBNI kemarin adalah blue chip yang belum waktunya tampil karena siklus ekonomi selalu seperti ini. Contoh, saham batu bara merupakan saham cyclical, di mana saat siklusnya masuk, yang kita lihat bukanlah performa perusahaannya, tetapi harga batu bara dunia. Ketika harga batu bara mulai naik, ini merupakan sinyal untuk masuk ke saham batu bara. Begitu naik, kita harus take profit seperlunya.

Untuk memperkirakan saham yang tepat itu tidak bisa, tetapi kita bisa isi kepala kita dengan pergerakan sektornya. Tidak ada jalan selain terjun dan belajar.

Baca Juga: KOL Stories x Febiansyah: Investasi di Umur 20-an, Kenapa Enggak!

Melihat kondisi pasar saat ini yang tengah digempur habis-habisan oleh investor asing, strategi apa yang sebaiknya diterapkan? Apalagi di November ini The Fed bakal melaksanakan tapering?

Pertama, kita harus sepakat kalau tidak ada satu pun orang yang bisa menebak market. Ketika bisa rendah hati dan sepakat untuk hal itu, jangan pernah all-in, selalu siapkan cash. Karena apa pun yang terjadi, kita bisa average down.

Jadi kita bisa take advantage tanpa menebak-nebak. Kalau saya mempersiapkan cash sebanyak 30 persen. Jangan pernah gambling di satu saham, tetapi diversifikasi sahamnya, asal tidak serakah. Terakhir, jangan menaruh uang di saham semua.

Sebagai penutup, adakah pesan yang ingin disampaikan?

Saat ini, kita harus terjun dan praktik sambil belajar. Jika kita berinvestasi, jangan jadikan cepat kaya sebagai tujuan. Karena tujuan investasi bukan dibuat untuk mendadak kaya. Be wise dengan segala ilmu yang masuk di social media dan bentuk jalan finansial kamu sendiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: